Lukisan Terakhir Karya Pak Raden yang Belum Sempat Diselesaikan
Seniman senior Suyadi alias Pak Raden, rupanya lebih memilih menghabiskan sisa hidupnya lewat melukis di atas kanvas putih.
Penulis: Achmad Rafiq
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seniman senior Suyadi alias Pak Raden, rupanya lebih memilih menghabiskan sisa hidupnya lewat melukis di atas kanvas putih.
Hal itu terlihat saat Tribunnews.com, mencoba menelusuri kediamannya yang berada di Jalan Petamburan III no 27, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (30/10/2015).
Di sebuah kamar berukuran 3x3 meter tersebut, terdapat sejumlah lukisan hasil karya Pak Raden yang ia habiskan selama berada di rumah. Namun, terdapat juga sebuah sketsa gambar pada kanvas putih yang belum sepenuhnya diselesaikan Pak Raden.
Gambar tersebut menampilkan seorang pria berkumis tebal dan menggunakan blankon yang menyerupai dirinya, terlihat tengah menjadi dalang. Gambar dalang tersebut terlihat tengah memainkan wayang kulit di hadapan anak-anak.
Gambar itu pun belum sempurna dilukis lewat tangan seni Pak Raden. Beberapa bagian juga masih terlihat belum diberi warna dan belum disempurnakan sketsa gambarnya, hingga Pak Raden menghembuskan nafas terakhirnya.
"Bapak hidup sebagai tukang gambar, dan lahir 'Si Unyil' juga dari talenta bapak memvisualisasikan," ucap Manajer Pak Raden, Prasodjo saat ditemui Tribunnews.com di rumah duka.
Tidak hanya itu, ruang kamar tersebut juga terdapat sebuah lukisan yang menggambarkan 5 anak-anak saat tengah bermain alat tradisional, Engrang. Seperti diketahui, saat ini anak-anak sudah jarang sekali menemukan alat bermain tradisional tersebut.
Prasodjo menuturkan, Pak Raden memang merupakan salah satu seniman yang sangat memperhatikan dan menjunjung tinggi kesenian khususnya kepada anak-anak.
Sejumlah lukisan lain yang berwarna hitam-putih juga terpampang jelas di hampir setiap dinding rumah Pak Raden. Belasan boneka 'Unyil' dan kawan-kawannya pun terpajang di sebuah lemari kaca yang berada di bagian ruang utama rumahnya.
"Total karya bapak ada sekitar 48 sampai 50-an lah. Saya belum tahu nanti karyanya mau diapakan. Biarkan jadi urusan ahli waris atau keluarga saja," tandasnya.