Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Bimbim Slank Soal Metromini Maut: Sudah Tua, Enggak Boleh Keluar

Bimbim "Slank" mengaku kerap mengingatkan agar pengemudi metromini tak ugal-ugalan dan berhenti di sembarang

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Bimbim Slank Soal Metromini Maut: Sudah Tua, Enggak Boleh Keluar
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Drumer Slank, Bimbim menerima kunjungan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol. Budi Waseso di Markas Slank Jl. Potlot III, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (12/11/2015). Kunjungan Mantan Kapolda Gorontalo tersebut, bermaksud untuk mendengar pengalaman para personel Slank, dalam melakukan rehabilitasi narkoba. TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN 

Tri Susanto Setiawan/Kompas.com

TRIBUNNEWS.COM - Pemain drum grup band Slank, Bimo Setiawan Almachzumi (48) atau Bimbim "Slank" mengaku kerap mengingatkan agar pengemudi metromini tak ugal-ugalan dan berhenti di sembarang tempat untuk mencari penumpang.

"Mereka ya paling berhenti sembarangan. Sering gue omongin, 'Jangan parkir di sini'," ucap Bimbim dalam wawancara sesudah mengadakan kegiatan tes HIV bersama sejumlah penggemar Slank alias Slanker, di Markas Slank, Jalan Potlot III, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (8/12/2015).

Bagi dia, sebagai moda transportasi umum metromini harus diuji kelayakan. "Metromini dari zaman gue SMP sudah ada. Itu metromini sudah tua, enggak boleh dikeluarin," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, pengusaha metromini setuju agar para sopir yang ugal-ugalan diberi tindakan tegas. Namun, hal tersebut juga harus dilakukan kepada pemilik bus itu sendiri. Apalagi jika sampai mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.

Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengusaha bus metromini, Azas Tigor Nainggolan.

Ia berkaca pada kasus tewasnya 18 penumpang dan sopir bus metromini di pelintasan Angke, Jakarta Barat, Minggu (6/12/2015) kemarin.

Berita Rekomendasi

"Saya pikir pemilik jangan hanya disanksi cabut usaha, pemilik harus kena pidana juga karena dia membiarkan armada ugal-ugalan," kata Tigor ketika dihubungi, Senin (7/12/2015).

Pasalnya, kelalaian pemilik bisa menjadi penyebab kerugian untuk orang lain.

Karena itu, harus dipidanakan agar memberikan efek jera terhadap para sopir maupun pemilik angkutan kota lainnya.

"Saya terus terang nih ya, saya punya delapan unit (metromini). Yang beroperasi paling dua unit. Karena nggak ada sopir yang bener. Nggak ada penumpang yang mau naik," klaimnya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas