Film Indonesia "Ayu Anak Titipan Surga" Implementasi Gerakan Revolusi Mental
Film indonesia terbaru berjudul Ayu Anak Titipan Surga segera tayang di bioskop tanah air.
Editor: Toni Bramantoro
ist
Ketua Harian Forum Pemuda Pelopor Nasional Bagus Hariyanto (sedang memegang mikropon) sesaat sebelum nonton bareng film Ayu Anak Titipan Surga bersama anak-anak sekolah di Jakarta, Rabu (16/12)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film indonesia terbaru berjudul Ayu Anak Titipan Surga segera tayang di bioskop tanah air. Film ini disutradarai oleh Guntoro Sulung dan di produseri oleh Bagus Hariyanto.
Ayu Anak Titipan Surga merupakan sebuah film Indonesia garapan studio produksi ‘Griya Pelopor Budaya’ yang diarahkan oleh sutradara ‘Guntoro Sulung’. Film ini diangkat dari gagasan Rita Widyasari, yaitu Bupati Kutai Kartanegara dan juga Ketua Umum Forum Pemuda Pelopor Nasional.
Ketua Harian Forum Pemuda Pelopor Nasional yang juga produser film ini, Bagus Hariyanto mengatakan, dasar pemikiran adanya kegiatan pemasaran film Ayu Anak Titipan Surga ini adalah sebagai implementasi Gerakan Revolusi Mental.
Revolusi Mental, menurutnya adalah gerakan seluruh rakyat Indonesia bersama pemerintah untuk memperbaiki karakter bangsa menjadi Indonesia yang lebih baik.
"Banyak permasalahan yang terjadi di negara kita saat ini, mulai dari rakusnya pejabat yang memperkaya diri sendiri, pelanggaran HAM, hingga perilaku sehari-hari masyarakat seperti tidak mau antre dan kurang peduli terhadap hak orang lain," kata Hariyanto yang ditemui di sela-sela nonton bareng film Ayu Anak Titipan Surga dengan anak-anak sekolah di Jakarta, Rabu (16/12).
Turut hadir pada nonton bareng film tersebut Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault, perwakilan dari kantor Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata Pemprov DKI Jakarta.
Menurut Hariyanto, perilaku itu bisa diubah, mental dan karakter bisa dibangun. Karena itu Revolusi Mental bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan, agar bangsa kita bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
"Kita bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik dengan memulai Revolusi Mental dari diri sendiri, sejak saat ini. Dengan menonton film Ayu anak Titipan Surga diharapkan seluruh anak Indonesia dapat mencontoh perilaku dalam tokoh Ayu dan hal ini menjadikan sebagai upaya pendidikan karakter bagi anak sejak usia dini dengan kata lain film Ayu Anak Titipan Surga ini merupakan bagian dari Gerakan Revolusi Mental yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo secara implementatif," jelasnya.
Hariyanto berharap, keluarga Indonesia menyadari pentingnya film ini merupakan bagian dari Revolusi Mental dari Presiden Jokowi. Melalu film ini diberikan contoh-contoh kongkret tentang pendidikan karakter. Film Ayu Anak Titipan Surga ini nantinya akan memberikan gambaran kepada para generasi muda, tentang ”Masa depan Indonesia yang lebih baik, yang tidak akan terwujud tanpa adanya kejujuran’.
Hariyanto berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung produksi dan pemasaran film ini.
Seperti Pemerintah DKI, Kwarnas Pramuka dll. Namun ia mengeluhkan Kemnedikbud yang belum menunjukkan kepedulian meskipun sudah beraudiensi.
Film Ayu Anak Titipan Surga bercerita tentang seorang anak perempuan yang bernama Ayu, seorang anak tunggal yang hidup di sebuah desa di Purwakarta bersama Ibu dan Neneknya.
Ayu adalah anak yang spesial, Ia memiliki Kecerdasan dan kejujuran yang tidak dimiliki anak pada umumnya.
Ayu bisa menjadi pelipur lara dan kepercayaan bagi keluarga yang sedang dalam tekanan hidup yang ekonominya pas-pasan kesetia kawanannya, bisa menjadi sahabat bagi semua, termasuk pak karta sosok miskin yang hanya menjadi tukang kebun di sekolahnya. Keberaniannya bisa menjadi penolong sesama.
Seorang anak idealis yang berbudi pekerti luhur, yang selalu membalas tindak kejahatan dan kebencian dengan cinta. Berpegang teguh pada Dasa Dharma Pramuka.
Kisah petualangannya berlanjut ketika harus berhadapan dengan sindikat perdagangan manusia. Adapun para pemain yang membintangi film ini diantaranya Selma Intan, Luthfiyah Putri, Norman Kamaru, Zilla Zuliza dan Amanda Putri.