Uang Angpau Alena Wu Berbuah Deposito
Bertahun-tahun menyimpan uang angpau sejak sekolah dasar, penyanyi Alena Wu memanen deposito saat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bertahun-tahun menyimpan uang angpau sejak sekolah dasar, penyanyi Alena Wu memanen deposito saat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Uniknya, uang angpau tersebut tidak pernah disentuh Alena Wu. Bahkan, hingga menikah dan memiliki anak, deposito uang angpau dibiarkan mekar.
Tahun Baru Imlek kerap menjadi momen yang amat dinanti oleh anak-anak karena erat kaitannya dengan ajang bagi-bagi angpau.
Dengan menerima angpau, mereka mendapat uang ekstra dan berkesempatan untuk menghabiskannya.
Namun, Alena tidak demikian. Mendapat uang angpau tak berarti ia berpeluang menggunakannya.
Istri komposer musik Popo Fauza itu tak pernah menggunakan satu lembar pun dari uang angpau yang diterimanya selama bertahun-tahun.
Alena memaknai Imlek sebagai ajang menabung dan mempelajari pentingnya menyisihkan uang yang ia terima dari orang lain. Prinsip itu ia dapatkan dari orangtuanya yang selalu mengajarkan keempat anak mereka untuk menabung uang angpau yang didapat.
"Papa dan Mama udah ajarin bahwa angpau nggak boleh diambil, nggak boleh dibuat jajan, tapi ditabung," ujar Alena ketika ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta, baru-baru ini.
Mengenakan cheongsam merah muda, Alena tampak segar dan penuh pesona ceria. Terlebih ketika ia melanjutkan kisahnya mengenai kebiasaan menabung uang angpau sejak kecil.
Mendapati uang angpau yang selalu ditabung seluruhnya, tanpa tersisa, Alena mengaku tak lantas kesal karena tak bisa membelanjakannya. Ibu beranak satu itu juga tak pernah melontarkan protes kepada kedua orangtuanya.
Sebab, rincian jumlah uang angpau yang Alena dapat selalu ditulis dalam buku catatan setiap tahunnya. Alena pun percaya bahwa uang tersebut, kendati tak tampak fisiknya, tetap akan menjadi miliknya.
"Aku memang suka dan merasakan serunya menabung. Melihat angkanya mekar, makin banyak, aku jadi semakin senang," tutur Alena dengan raut wajah penuh binar. Sorot matanya menggambarkan betapa ia bangga memiliki kegemaran menabung.
Hal menabung dan mengirit pengeluaran memang telah ditanamkan kedua orangtua Alena kepada ia dan saudara-saudaranya sejak kecil. "Kami diajarin Papa, uang jajan, dari 100%, kami cuma boleh pakai 25%, sisanya ditabung," ucap Alena.
Menurut ingatan Alena, tindakan menabung uang angpau itu telah dilakukannya sejak ia duduk di bangku SD. Saat itu, uangnya dititipkan di rekening sang ayah. Barulah ketika ia telah kuliah, uang itu dipindahkan sebagai deposito ke rekeningnya sendiri.
Hingga kini, bertahun-tahun setelah Alena tak lagi mendapat angpau, kumpulan uang dalam deposito tersebut masih utuh dan belum dipakainya. Alena juga mengaku belum memikirkan untuk apa uang tersebut nantinya.