Ahok, Aher, Rudi Direncanakan Nobar Film Jingga Perjuangan Kaum Tuna Netra Karya Lola
Film Jingga yang diproduksi Lola Amaria akan ditayangkan secara nasional mulai 25 Februari 2016
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah ditayangkan perdana di Jakarta pada 18 Februari 2016, Film Jingga yang diproduksi Lola Amaria akan ditayangkan secara nasional mulai 25 Februari 2016.
Beberapa tokoh pun diundang dan rencana hadir dalam nobar tersebut antara lain, Gubernur DKI Ahok, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo serta beberapa tokoh lainnya.
Hal itu diakui Produser Film Jingga Lola Amaria kepada wartawan.
Film yang berlatar kisah perjuangan hidup tunanetra tersebut akan menggelar non bareng di enam kota besar, yaitu Malang, Solo, Yogya, Surabaya, Bandung dan Jakarta.
Menurut Produser Film Jingga Lola Amaria, acara nonton bareng tersebut akan melibatkan komunitas tunanetra dan pemerintah daerah setempat.
“Kami akan mengajak komunitas tunanetra, pembisik, masyarakat dan pemerintah daerah baik gubernur maupun walikota,” kata Lola dalam siaran persnya di Jakarta, 22 Februari 2016.
Rencananya ada 600 tuna netra yang akan dilibat dalam nonton bareng. Mengingat keterbatasannya, tuna netra ini akan didampingi tenaga pembisik.
Film Jingga disutradarai Lola Amaria dengan menampilkan empat pemain baru Hifzane Bob (sebagai Jingga), Hany Valery (sebagai Nila), Qausar HY (sebagai Marun), Aufa Assegaf (sebagai Magenta), Isa Raja Loebis (sebagai Kang Gory), Joshua Pandelaki (sebagai Kirmizi), Ray Sahetapy (sebagai Ireng) dan Keke Soeryokusumo (sebagai Fusia), Nina Tamam (sebagai Ibunda Nila).
Ide cerita film ini berasal dari riset Lola Amaria tentang kehidupan tuna netra. Ia menemukan fakta-fakta yang mengejutkan tentang jumlah penyandang tunanetra di Indonesia mencapai kurang lebih 3,5 juta orang. Jumlah inisetara dengan jumlah penduduk Singapura.
“Walau mereka kehilangan satu indera tapi justru indera lain berfungsi maksimal untuk menyempurnakan. Kekurangan yang dimiliki ternyata tak mengurangi rasa percaya diri dan tetap bisa menikmati hidup baik di sekolah, di lingkungan keluarga maupun di masyarakat. Mereka bisa berolahraga dan menonton bioskop,” urai Lola.
Film ini menampilkan sosok tuna netra sebagai manusia biasa yang lengkap di mana ada gembira, jatuh cinta, rindudan cemburu.
Film ini juga mengajarkan edukasi bila ada anggota keluarga yang kita cintai tiba-tiba mendadak jadi low vision bahkan buta. Film Jingga ada adegan yang berisi tutorial bagi mereka yang memiliki anggota keluarga penyandang tunanetra, terutama yang sebelumnya low vision.
Secara teknis, 95% pengambilan gambar film ini dilakukan di Kota Bandung, terutama di Sekolah Luar Biasa Negeri A (SLBNA) Kota Bandung Jawa Barat.
Bahkan beberapa siswa dan guru SLBNA tersebut turut bermain dalam film ini.