Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Cerita Marshanda di Balik Video 'Ngamuk' di YouTube Beberapa Tahun Silam

Marshanda mengaku saat itu sedang depresi hingga tidak bisa tidur. Ia juga memendam rasa sedih karena orangtuanya bercerai

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Cerita Marshanda di Balik Video 'Ngamuk' di YouTube Beberapa Tahun Silam
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
Selebritis Andriani Marshanda atau Marshanda didampingi kekasihnya Egi John saat mendatangi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (28/3/2016). Sebenarnya sejak kabar mengenai ayahnya beredar, Marshanda langsung bergerak cepat. Bahkan, semalam dirinya sempat menyambangi kantor dinas sosial untuk mencari informasi mengenai sang ayah. Sayangnya, baru hari ini Marshanda akan dipertemukan dengan sang ayah. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM - Tahun 2009, Andriani Marshanda pernah meluapkan emosi kesedihan dan kemarahan dalam rekaman video yang publikasikan di Youtube.

Sebagai artis peran yang dikenal banyak orang, video itu pun menjadi perbicangan hangat.

Berbagai komentar muncul meski publik tak tahu pasti apa yang terjadi dan dirasakan Marshanda saat itu.

(Baca juga: Ben Kasyafani Simpan Curhatan Marshanda Tentang Sang Ayah)

Beberapa tahun kemudian, Marshanda mengaku saat itu sedang depresi hingga tidak bisa tidur.

Ia juga memendam rasa sedih karena orangtuanya bercerai sejak ia masih kecil.

Di tahun 2009 itu, wanita yang akrab disapa Caca ini ternyata didiagnosis gangguan jiwa bipolar oleh dokter.

BERITA REKOMENDASI

Melalui email, ibunda Caca, sering mengirim informasi mengenai gangguan bipolar. Jangankan dibaca, email itu selalu dihapus oleh Caca.

“Setiap ada email, aku hapus. Aku enggak pengin tahu. Aku cuekin,” kata Caca saat berbagi cerita di acara Living Inside bipolar Mind yang digelar mahasiswa psikologi Universitas Atma Jaya, Rabu (30/3/2016).

Di usia 20 tahun itu, Caca mengabaikan diagnosis dokter.

Ia juga tak paham betul apa itu bipolar.

Menurut Caca, mereka yang lebih cenderung menggunakan otak kanan dalam berpikir adalah orang lebih bisa mengerti dirinya saat itu.


“Aku bertemu dengan lingkungan yang bagi mereka tuh bipolar bukan sakit dan mereka membuat aku merasa, aku enggak mengerikan."

"Mereka membuat aku merasa normal kalau aku nangis. Mereka kecenderungannya otak kanan, ya kayak seniman, suka berimajinasi,” ungkap Caca.

Sementara ketika bertemu orang-orang yang lebih cenderung otak kiri, Caca merasa dipandang berbeda.  

“Mereka lihat orang ekspresif, bingung karena mereka enggak gitu. Ketika aku blak-blakan, terlalu terbuka, mereka enggak nyaman. Mungkin maksud mereka enggak begitu ya,” kata ibu satu anak ini.

Pemain sinetron Bidadariku itu akhirnya lebih memilih bergaul dengan orang-orang yang mendukungnya dan mengerti kondisinya.

Dian Maharani/Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas