Penyesalan Sang Sutradara, Gagal Bikin Film Sampai Terseret Kasus Gatot Brajamusti
Dedi Setiadi, sutradara film 'Azrax' dipanggil oleh Polda Metro Jaya, untuk dimintai keterangan mengenai senpi ilegal milik Gatot Brajamusti.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Dedi Setiadi, sutradara film 'Azrax' dipanggil oleh Polda Metro Jaya, untuk dimintai keterangan mengenai senjata api (senpi) ilegal milik Gatot Brajamusti.
Usai diperiksa selama tiga jam dan mendapati 26 pertanyaan, dengan muka kesalnya Dedi menegaskan ia sangat menyesal bekerjasama dengan Gatot Brajamusti.
"Saya amat sangat menyesal bekerjasama dengan Gatot. Berakhirnya seperti ini kan," kata Dedi saat ditemui di Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2016).
Sehingga, membuat Dedi ingin cepat-cepan melupakan pengalaman kerjasama, yang pernah mereka lalui saat memproduksi film 'Azrax'.
"Pengalaman tak perlu di ingat lagi. Saya ingin cepat lupakan itu," ucap Dedi.
Selain menyesal, bekerjasama dengan spiritual Gatot Brajamusti membuat Dedi sangat trauma.
Trauma itu dikarenakan dengan perilaku Gatot Brajamusti yang tidak membuat kenyamanan dalam produksi film 'Azrax'.
"Aku gak pernah selama hidup proses shooting begitu sulit mengumpulkan pemain. Kalau sudah lengkap kan bisa ngegarap adegan sesuai skenario," ucapnya.
"Tapi karena Gatot, proses shooting menjadi lambat," sambungnya.
Karena perilaku Gatot Brajamusti yang tidak membuat kenyamanan dalam produksi film, sehingga hasil film tersebut menjadi gagal.
"Hasilnya Gagal Total alias Gatot," tegas Dedi Setiadi. (Wartakotalive.com/Arie Puji Waluyo)