Gandeng Arzeti Bilbina, MI Manaratul Islam Bangkitkan Eksistensi Madrasah di Era Global
Kehadiran Arzetti membuat talkshow di Madrasah Ibtidaiyyah Manaratul Islam menjadi menarik dan terasa hidup.
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis Arzetti Bilbina muncul di sebuah acara perayaan tahun baru Islam, Gema Muharram yang digelar di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Manaratul Islam di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (9/10/2016) lalu.
Rupanya Arzetti Bilbina didapuk menjadi pembicara di sesi talkshow siang itu. Arzeti Bilbina tampil bersama komedian Opie Kumis dan Ketua Yayasan Pendidikan Manarul Islam, Ida Farida.
Kehadiran Arzetti membuat talkshow di Madrasah Ibtidaiyyah Manaratul Islam menjadi menarik dan terasa hidup.
Dengan sabar Arzetti yang juga mantan model era 2000-an ini menjawab pertanyaan orangtua murid yang hadir di acara tersebut.
"Anak saya sekarang sudah kaya hafalan suratnya, jadi ketika menjadi imam suratnya tidak melulu An Naas dan Al Ikhlas, penting sekali pendidikan Madrasah di era sekarang ini," kata Arzetti.
Acara semakin meriah dengan kegiatan pemberian santunan kepada 20 siswa yatim, dan rangkaian lomba menggambar dan fashion show yang diikuti puluhan peserta.
Ahmad Zarkasyi Ishaq, Kepala Madrasah Ibtidaiyyah Manarul Islam menyatakan, pihaknya ingin menjadikan momen tahun baru Hijriah untuk mengenalkan kembali madrasahnya kepada para orangtua.
"Di momen hijrah ini, kami ingin mengembalikan eksistensi dan kejayaan Madrasah di era globalisasi," ujar Zarkasyi.
Acara Gema Muharram ini diadakan dengan mengundang murid-murid TK, playgroup dan PAUD se-Jakarta Selatan, sekaligus mengenalkan Madrasah Ibtidaiyyah yang siap menerima murid di tahun ajaran baru.
"Kami juga mencoba mengembalikan kejayaan Madrasah tersebut dengan mengajar tahfidz atau menghapal Quran, cara membaca Al-Quran, serta pelajaran bahasa Inggris," ucapnya.
Madrasah Ibtidaiyyah Manaratul Islam membekali muridnya dengan kurikulum standar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), serta standar Departemen Agama.
Untuk pelajaran umum, kurikulum yang diajarkan mengikuti standar Kemendikbud. Sementara lima pelajaran agama yakni bahasa Arab, sejarah kebudayaan Islam, aqidah akhlak, fiqihdan Al Qur'an mengikuti standar Departemen Agama.