Sejarah The Beatles Direkam Dalam Rockumentary
Berjudul Eight Days A Week, rockumentary ini merekam sisi kontroversial band The Beatles di mata dunia.
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berjudul Eight Days A Week, rockumentary ini merekam sisi kontroversial band The Beatles di mata dunia.
Lewat rekaman ekslusif konferensi pers, wawancara, konser tur dunia, hingga keseharian The Beatles, sutradara Ron Howard mengajak penonton mengikuti perjalanan band asal Liverpool tersebut.
Di tengah euforia fans di dataran Eropa, Paul McCartney menceritakan kembali titik klimaks saat John Lennon menyamakan The Beatles dengan Tuhan. Sontak, pernyataan tersebut mengundang boikot besar-besaraan seantero Amerika Serikat.
Lewat film ini, penonton tak hanya akan bersenandung dalam setiap konser. Tapi juga akan mengetahui titik dimana The Fab Four jenuh dengan jadwal konser, muak dengan rasisme, dan bersinggungan dengan narkoba.
Rangkaian itulah yang membawa The Beatles menggelar konser terakhir pada 30 Januari 1969 diatas atap kantor mereka Apple Corps Ltd, London, Inggris.
Diakhir film, akan ada rekaman ekslusif tur The Beatles di Shea Stadium, 15 Agustus 1965. Berdurasi sekira 30 menit, rekaman tersebut telah remake hingga visualnya jernih. Rekaman aslinya telah dikembalikan ke studio rekaman Abbey road, London, Inggris.
Setelah A Hard Day's Night (1964), dan Help! (1965) film ini menjadi rockumentary ketiga yang mengabadikan The Beatles dalam sejarah musik. Film ini rencananya akan tayang di bioskop Indonesia dalam waktu dekat.