Pesan Musisi Jazz Idang Rasjidi untuk Teduhnya Masa Pilkada DKI
Idang Rasjidi melantukan lagu ciptaannya sendiri. Di dalam lantunkan lagu itu berceritakan soal manusia yang saling memaafkan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Deretan musisi jazz ternama Indonesia, seperti Tompi, Idang Rasjidi, dan Dira Sugandi memberikan dukungan kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Ketiga musisi Jazz tersebut, mengadakan konser dadakan di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2016).
Tompi mengawali konser dengan menyanyikan lagu berjudul Mangga Pisang Jambu diiringi nuansa musik Jazz.
Warga yang hadir pun turut larut dan nyanyi bersama.
Setelah Tompi, musisi Jazz senior Idang Rasjidi melantukan lagu ciptaannya sendiri. Di dalam lantunkan lagu itu berceritakan soal manusia yang saling memaafkan.
"Mari kita saling memaafkan. Saling buka hati, kamu juga buka hati," lantun Idang di Rumah Lembang, Senin (28/11/2016).
Idang yang satu Kampung dengan Ahok langsung berjabat tangan dan memeluk Ahok dan Djarot setelah lagu dibawakannya selesai.
Idang berpesan agar masa Pilkada Diisi dengan keteduhan dan merendahkan nada bicara.
"Mari kita jadi sederhana dalam melihat memandang dalam bersikap dalam memposting dan dalam berkata kata. Dan kita bangun Jakarta bersama beliau berdua," imbh Idang yang disambut riuh para penonton.
Setelah Idang, giliran Dira Sugandi yang naik ke atas panggung, menyanyikan lagu Kicir-Kicir. Di atas panggung ada juga Happy Salma dan Cathy Sharon turut bernyanyi. Sesekali Djarot ikut berjoged dengan diiringi lagu Kicir-Kicir.
"Saya bukan KTP Jakarta tapi dukung pak Ahok supaya tetap jadi Gubernur. Saya rela naik ojek dengan setelan higheels demi pak Ahok," tandas Dira.
Baik Idang dan Tompi mengaku mendukung Ahok-Djarot karena puas dengan kinerja Ahok Djarot. Dia meminta warga Jakarta tak terlalu terpengaruh dengan isu yang mengkotak kotakkan golongan.
"Jakarta ini milik bersama. Bukan milik satu golongan saja," tegas Idang.