Nama Keluarga Pejuang Kemerdekaan 'Baswedan' Jadi Lelucon, Sutradara ini Panen hujatan
Sutdradara tersebut dinilai mengejek nama pahlawan melalui akun jejaring sosial Twitter miliknya. Netizen pun geram, dan menghujat.
Penulis: Rendy Sadikin
AR Baswedan adalah seorang pemberontak di zamannya.
Harian Matahari Semarang memuat tulisan Baswedan tentang orang-orang Arab, 1 Agustus 1934.
AR Baswedan memang peranakan Arab, walau lidahnya pekat bahasa Jawa Surabaya, bila berbicara.
Dalam artikel itu terpampang foto Baswedan mengenakan blangkon.
Ia menyerukan pada orang-orang keturunan Arab agar bersatu membantu perjuangan Indonesia.
Ia mengajak keturunan Arab, seperti dirinya sendiri, menganut asas kewarganegaraan ius soli: di mana saya lahir, di situlah tanah airku.
Pada tanggal 4 Oktober 1934, setelah pemuatan artikel yang menghebohkan itu, ia mengumpulkan para peranakan Arab di Semarang.
Dalam kongres para pemuda perananakan Arab itu dikumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab yang menyatakan Indonesia sebagai tanah air dan akan berjuang untuk mendukung tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Lalu berdirilah Partai Arab Indonesia (PAI), dan AR Baswedan dipilih sebagai ketua.
Sejak itu ia tampil sebagai tokoh politik. Harian Matahari pun ditinggalkannya.
Padahal, ia mendapat gaji 120 gulden di sana, setara dengan 24 kuintal beras waktu itu.
Demi perjuangan, katanya.
Dia menikah dengan Sjaichun.
Pada tahun 1948 Sjaichun meninggal dunia di Kota Surakarta karena serangan malaria. Tahun 1950 AR Baswedan menikah lagi dengan Barkah Ganis, seorang tokoh pergerakan perempuan, di rumah KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta, Muhammad Natsir bertindak sebagai wali dan menikahkan mereka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.