Demi Sosok Maria, Ully Triani Rela Hitamkan Kulit 10 Kali Lebih Gelap dan Mengeriting Rambut
Ully Triani juga harus menghitamkan kulit sekaligus mengeriting rambutnya demi sosok Maria. Siapa dia?
Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktris Ully Triani berkesempatan memerankan tokoh Maria dalam film Labuan Hati.
Terkait perannya tersebut, Ully Triani dihadapkan pada sejumlah tantangan.
Tak hanya wajib mendalami peran, Ully Triani juga harus menghitamkan kulit sekaligus mengeriting rambutnya.
"Di film ini, look aku harus berbeda. Aku kayaknya saat shooting bahkan sampai 10 kali lebih gelap daripada sekarang. Lalu, sebagai perempuan kan rambut itu nomor satu. Tapi, untuk film ini, rambut disuruh dikeriting. Aku belum pernah rambut dimacem-macemin. Rambut aku yang tadinya panjang dan lurus, terus tiba-tiba di keriting. Untungnya, aku ternyata malah suka," tutur Ully Triani ketika bertandang ke Kantor Redaksi Tribunnews di Palmerah Barat, Jakarta, Selasa (7/3/2017).
"Makanya, aku agak terbagi konsentrasinya. Jadi, kayak, 'Oh, my God!' Kalau mau main film, kan yang dipikirkan akting sesuai karakter dan emosinya bagaimana. Nah, di sini nggak itu doang, banyak banget yang harus dipikirkan," tambahnya.
Tak hanya itu, meski telah memiliki sertifikasi menyelam, Ully Triani masih harus belajar free diving demi perannya dalam film yang disutradarai dan diproduseri oleh Lola Amaria itu.
"Terus, aku juga sempat bingung gimana scuba diving nanti, sempat takut tenggelem dan mati. Tapi, ternyata belajar free diving cukup menyenangkan. Ketika teman-teman selesai reading, mereka pulang, aku belajar free diving," ujar Ully Triani.
"Aku juga belajar hal baru. Ini nggak hanya free diving doang, tapi ada koreografinya. Jadi, udah menyelam dan lain-lain, disuruh muka happy dan akting pula. Padahal, tuh, takut banget tenggelam. Sangat menantang banget," lanjutnya.
Selain itu, tantangan lain bagi Ully Triani ialah dirinya harus berdialog menggunakan dialek Flores.
"Yang sulit adalah ketika akting dan emosinya udah dapat, aku lupa dialeknya. Karena harus dialek Flores, jadi susah banget. Mikirin dialek, sementara akting dan emosi juga harus fokus," ucapnya.
Kendati demikian, dirinya mengaku senang tatkala harus mengalahkan berbagai tantangan tersebut.
"Aku suka tantangan baru, jadi aku senang, sih. Kalau bisa melewati ini, aku merasa ada satu achievement baru yang saya bisa dapatkan. Nggak ada mengeluh dan merasa beban, aku malah merasa tertantang," ujarnya.