Misteri di Balik Kematian Marilyn Monroe
Saya segera merasa, mayat yang harus saya autopsi ini merupakan kasus istimewa, karena saat itu hadir John Miner, wakil kepala kejaksaan setempat.
Editor: Hasanudin Aco
Darah yang belum dibalsem diambil untuk diperiksa, kalau-kalau mengandung alkohol dan obat penenang. Hati, ginjal, lambung dan isinya, urine, dan usus disimpan untuk pemeriksaan toksikologi.
Itulah yang terjadi tanggal 5 Agustus 1962. Namun sebelum dilakukan tes toksikologi di laboratorium, sudah tersebar kabar-kabar angin bahwa Marilyn dibunuh. Kata teman-temannya, karier bintang film yang sudah menurun itu kini menanjak kembali, jadi tidak ada alasan untuk bunuh diri.
Beberapa jam setelah saya menyelesaikan autopsi, tibalah hasil tes dari laboratorium. Ternyata yang mereka periksa hanya darah dan hati, sedangkan organ-organ lain tidak.
Pemimpin toksikolog, Raymond J. Abernathy, rupanya merasa tidak perlu mengadakan pemeriksaan lebih lanjut, karena tes darah menunjukkan kehadiran 8,0 mg% kloralhidrat dan tes hati menunjukkan 13,0 mg% pentobarbital (Nembutal). Berarti keduanya jauh di atas dosis yang bisa menyebabkan kematian. Apalagi ditemukan botol Nembutal kosong (yang baru dibeli sehari sebelumnya, berisi 50 butir) bersama botol kloralhidrat yang isinya tinggal 10 (mestinya 50). Ini semua dianggap jelas menunjukkan bahwa Marilyn Monroe bunuh diri.
Sebetulnya saya harus mendesak agar semua organ dianalisis. Namun sebagai anggota muda dari staf di tempat ini, saya merasa tidak mampu menentang orang-orang yang lebih atas.
Ketika penemuan itu diumumkan, koran-koran lekas mempertanyakan mengapa organ-organ lain tidak diperiksa. Celakanya, organ-organ itu sudah disingkirkan.
Tidak heran kalau pelbagai teori mengenai kematian Marilyn Monroe lantas bermunculan.
Sering menelepon Robert Kennedy
Norma Jean Baker lahir di Rumah Sakit Umum Los Angeles 36 tahun sebelumnya. Ibunya penderita penyakit jiwa dan ayahnya meninggalkan mereka sebelum Marilyn lahir. Sang ayah tewas dalam kecelakaan lalu lintas tiga tahun kemudian.
Tahun 1942, Norma Jean yang bekerja sebagai buruh di pabrik pesawat terbang menikah dengan James Dougherty, tetapi bercerai empat tahun kemudian. la mencoba mengadu nasib di Hollywood. la menikah lagi dengan atlet paling top di AS waktu itu, Joe DiMaggio, tahun 1954. Pernikahan dengan bintang bisbol itu cuma bertahan sembilan bulan. Tahun 1956 sebagai pemain film yang seksi dan berani, ia menikah lagi dengan penulis sandiwara terkemuka, Arthur Miller. Mereka bercerai tahun 1960. Bersamaan dengan itu karier Marilyn yang tadinya menanjak terus di Hollywood juga merosot.
Pada saat itu ada desas-desus Presiden AS John Kennedy menaruh perhatian kepadanya. Bahkan adik presiden, Jaksa Agung Robert Kennedy, sempat mengunjunginya di rumahnya di Hollywood.
Mungkin itu satu-satunya pembangkit semangat hidup Marilyn. Selain itu semuanya gawat. Kesulitan keuangan memaksa ia melepaskan tempat tinggalnya yang mahal di Beverly Hills Hotel dan menyewa rumah sederhana di Brentwood. Ia minum banyak obat penenang, sehingga psikiaternya kaget dan memintanya menjalani program pengurangan ketergantungan pada obat itu.
Sementara itu perhatian kedua Kennedy rupanya hanya sampai di situ. Marilyn sering menelepon Robert Kennedy, sampai akhirnya adik presiden tidak mau menerima panggilan telepon dari Marilyn lagi.
Marilyn begitu tertekan, sehingga psikiaternya, Dr. Ralph Greenson, mendesak agar Marilyn ditemani perawat merangkap pengurus rumah tangga yang bisa mengawasinya.