Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Apa Sebenarnya Alasan Musisi Konsumsi Narkoba? Ini Pendapat Psikolog

Tak bisa dipungkiri, kasus narkoba menyasar ke semua golongan masyarakat.Termasuk musisi. Ini pendapat psikolog.

Penulis: Nurul Hanna
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Apa Sebenarnya Alasan Musisi Konsumsi Narkoba? Ini Pendapat  Psikolog
Tribunnews/NurulHanna
Iwa K usai menjalani pemeriksaan medis oleh Tim Asesmen Terpadu BNN di Balai Laboratorium Narkoba BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (2/5/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak bisa dipungkiri, kasus narkoba menyasar ke semua golongan masyarakat.

Namun belakangan, sejumlah musisi tanah air kedapatan mengkonsumsi narkoba.

Yang terbaru, rapper Iwa K terbukti membawa tiga linting ganja yang dicampur tembakau rokok.

Sebelumnya anak dari raja dangdut Rhoma Irama yakni Ridho Rhoma kedapatan memiliki sabu saat digeledah di sebuah hotel.

Namun sebenarnya, apa alasan para musisi mengenakan zat adiktif menurut psikolog?

Nyatanya hal tersebut berhubungan dengan stimulasi stamina.

Berita Rekomendasi

Dengan menggunakan narkotika, pengguna berharap mereka dapat memiliki daya tahan tubuh yang lebih.

"Sebenarnya mereka menggunakan zat adiktif tersebut karena bersifat stimultan, jadi untuk menstimulasi tubuh agar menjadi 'lebih'. Entah lebih dalam hal stamina, atau yang lain. Jadi mereka merasa tidak cepat lelah," kata Winanti, Psikolog Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Timur saat dihubungi Tribunnews, Rabu (3/5/2017).

Tak hanya soal stamina, para musisi yang menggunakan narkoba, bisa jadi butuh stimulus untuk kinerja otak. Apalagi, mereka membutuhkan banyak aliran ide demi karya musik.

"Zat adiktif memacu kerja syaraf di otak agar lebih ketat. Mereka kan merasa harus menciptakan banyak ide, jadi ide mengalir lebih cepat," lanjut Winanti.

Masih menurut Winanti, upaya rehabilitasi juga tidak menjanjikan sembuhnya pengguna narkoba. Rehabilitasi hanya membantu pengguna untuk pulih dari narkoba melalui kebiasaan positif.

Sementara, zat adiktif merusak otak dalam jangka panjang sehingga masih ada kemungkinan kambuh beberapa waktu kemudian.

"Sebenarnya kalau sudah kecanduan tidak ada kata sembuh. Hanya ada pulih, jadi otaknya masih menyimpan efek (zat adiktif). Rehabilitasi hanya menata perilaku dan lain sebagainya, suatu saat bisa saja kembali kambuh jika komitmen kurang kuat," katanya.

Namun Winanti juga menegaskan penyebaran narkoba tidak hanya menimpa kalangan musisinatau publik figur saja.

Kini penggunaan narkoba di berbagai lapisan masyarakat kian memprihatinkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas