Vokalis Kapten Mengenang Sensasi Panggung Bergoyong di Samarinda
Zacky, vokalis band Kapten merasakan sensasi ketika manggung di Samarinda. Saking antusiasnya penonton ia merasakan panggung goyang terasa mau rubuh.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Musikus nasional kembali menyambangi Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang berjuluk Kota Tepian.
Giliran Zacky, vokalis grup musik Kapten yang akan menghibur warga Samarinda dalam mini konser di Cafe KeKe, Jalan Ir Juanda, Samarinda, Sabtu (6/5/2017) malam ini.
Di sela persiapan manggung di cafe tersebut, Zacky bercerita tentang perjalanannya ke Samarinda yang sudah ia anggap seperti kampung halamannya sendiri.
Zacky mengaku mempunyai keluarga di Kalimantan Barat dan ketika manggung di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur, sudah kerap ia lakoni.
"Ke Samarinda sudah lebih lima kali, terakhir tahun lalu manggung di sini. Kalimantan sudah tidak asing bagi saya, karena memang sering ke sini, terlebih saya punya keluarga di Kalbar. Kaltim cukup berkembang provinsinya, di sini semua ada. Kaltim segerlah," ungkap Zacky.
Ditanya tentang perjalanannya dari Balikpapan ke Samarinda menggunakan jalur darat, Zacky mengaku sudah tidak kaget lagi dan sangat merasakannya.
Menurut dia jalanan di Kaltim belum seberapa dengan jalanan di Kalimantan Tengah. Ia pernah menempuh perjalanan jauh lebih sulit melalui jalur darat di kawasan tersebut.
"Saya memang hidup di jalan, jadi sudah biasa dengan perjalanan jauh, tapi perjalanan di Kaltim masih lebih baik dibanding dengan Kalteng, karena saya pernah perjalanan jauh di kawasan tersebut," cerita dia.
Dikatakan Zacky, Kaltim sudah menjadi salah satu daerah barometer musik rock, hal itu juga yang membuat kehadiran band dengan genre rock selalu dinanti warga Kaltim. Tampak begitu antusiasnya penonton dalam jumlah besar yang datang ke konser.
"Panggung pernah goyang saat konser di Samarinda. Saat itu ada sekitar 10 ribu orang yang datang, dan saya cukup kaget saat panggung itu goyang seperti gelombang, serem juga kalau sampai panggung ambruk," ungkap dia.
"Setelah tanya ke teman-teman, kawasan Samarinda memang kawasan perairan yang ditimbun, lalu ditambah dengan penonton yang cukup banyak, hingga membuat panggung goyang," ia mengenang.