Lusiana Sanato Bersama APPAN se-Bali Buka Bersama Anak Yatim Piatu dan Memberi Santunan
Lusiana Sanato, Pembina APPAN atau Asosiasi Pemerhati Panti Asuhan Nusantara, bersama tokoh masyarakat, melakukan buka bersama
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Lusiana Sanato, Pembina APPAN atau Asosiasi Pemerhati Panti Asuhan Nusantara, bersama tokoh masyarakat, melakukan buka bersama dan memberi santunan pada anak yatim piatu dari 28 Panti binaan yang ada di Bali, Sabtu (4/6/2017) digelar di Ballroom Hotel Aston, Gatot Subroto, Denpasar, Bali.
Acara ini diberi tema "Bakti Ramadan Apan XVII" melalui Bakti Ramadan kita dekatkan rasa persaudaraan dalam keberagamaan dan kerukunan generasi masa depan.
Dalam acara yang digelar mulai pukul 14 siang ini, pertama dimulai dengan pembukaan, santunan, ceramah sampai berbuka puasa bersama hingga sholat berjamaah magrib, Isya sampai sholat Tarawih.
Tampak hadir para pendiri hingga pejabat Yayasan Sahabat Appan Denpasar seperti para dewan Pembina Appan yaitu, H Soepriyanto Hs, Hj Arimurti, Hj Mardikaningtyas, Drs H Ahmad Sastra MPD para pengawas Appan seperti H Rully Soripada SH dan Hj Kusmiary.
APPAN (Asosiasi Pemerhati Panti Asuhan Nusantara) sebagai Ketua H Bram Nurochim, Wakil Ketua Tatak Suhartana SEAk dan Drs H Makhfudz, Sekret dipegang Drs H Oki Parawono dan Bendahara oleh Nimmi Gulam, serta dihadiri Ina Marlina S Sos M.M, Ketua Umum Alisa Khadijah ICMI Pusat dan Prof DR. Ir. Nandang Najmul Munir M.S, Rektor Unisma 45 Bekasi.
Tata Suhartana selaku ketua bidang Kelembagaan Appan, mengatakan acara digelar sesuai temanya bahwa aset bangsa yang paling berharga adalah anak-anak yatim piatu yang ada di berbagai panti asuhan dan itu harus dijaga dan bina dengan sebaik-baiknya.
"Anak-anak yatim yang dibina oleh panti jangan sampai kita semua karena mereka itu adalah titipan untuk kita semua dan pada bulan suci ini adalah momentum yang bagus sekali untuk mengingatkan kita semua bahwa kemandirian panti-panti asuhan wajib hukumnya dan siapa lagi yang peduli kalo bukan kita semua," kata Tata Suhartana disela-sela acara tersebut.
Lusiana Sanato sebagai salah satu mantan ketua dan hingga kini menjadi pembina Appan menambahkan bahwa hingga tahun ini jumlah anak yatim piatu yg bisa hadir di event tahunan ini yg ke-17 lebih banyak hingga mencapai 3000 an dari 28 panti binaan APPAN.
"Saya pribadi terharu bahagia karena semakin banyak panti yang semakin "aware" bahwa keberadaan APPAN InsyaAllah membawa manfaat dalam membina panti-panti tersebut," ujar Lusiana Sanato yang hadir saat itu.
Penulis Buku "Jejak-Jejak Sang Jendral" dari Bali dan penulis buku Hukum dan Bisnis ini sebagai pembina Appan mengungkapkan bahwa APPAN yang telah exist sekian belas tahun telah memiliki ikatan batin, kedekatan psikis, sosiologis dan agamis dengan puluhan panti di seluruh Bali, sehingga bila ada pihak-pihak yang membutuhkan data yang cukup komprehensif tentang keberadaan, kondisi, kelebihan & kekurangan, termasuk potensi-potensi panti-panti yg ada di Bali, APPAN siap dengan tangan terbuka membantu dan bekerja sama, ujungnya akan bermuara pada pengembangan panti-panti tersebut agar lebih bisa diberdayakan maksimal, tidak hanya melakukan hal-hal yang sifatnya donasi ritual tapi juga support yang sifatnya "sustainable" atau berkesinambungan.
"Kan kita semua berkewajiban membentuk anak-anak kita tersebut tumbuh menjadi generasi yg berguna dalam kompetensi mereka masing2 sehingga merekapun nantinya di kemudian hari bisa support adik-adik mereka yg kurang beruntung menjadi seperti mereka," tambahnya.
Dengan digelar dan melalui Appan, wanita yang sedang menyelesaikan kuliah Hukum Doktornya di Universitas Jayabaya Jakarta, berharap dirinya dan masyarakat umum, maupun badan-badan lainnya semakin tahu existensi Appan untuk masyarakat dan bangsa Indonesia.
"Pada prinsipnya Appan memudahkan siapapun yang ingin bersumbangsih, support apapun bahkan bekerja sama dengan kami untuk mengembangkan panti-panti asuhan tersebut menjadi lebih baik demi pengembangkan potensi anak-anak kita agar menjadi generasi yang unggul nantinya," tandas Lusiana.
Pada kesempatan itu, H.Supriyanto H.S. salah satu pendiri dan sesepuh Appan Bali mengatakan Appan yang sudah resmi menjadi sebuah Yayasan menjadi mempunyai landasan hukum yang lebih kuat.
"Dengan begitu, Appan sekarang dan kedepannya akan mengarahkan dan membuat panti-panti semakin mandiri yang artinya panti-panti yang bergabung di Appan bukan hanya membuka tangan,
menengadahkan wajah belas kasihan, menjual kemiskinan tapi menjadi panti yang bisa dengan bangga bisa mendidik anak-anak asuhnya menjadi anak yang soleh berprestasi untuk dipersiapkan menjadi para pemimpin masa depan. Dan akhirnya panti-panti menjadi bagus dan bisa diandalkan," papar Supriyanto.
Appan terbentuk sejak 26 september 1992 di Denpasar Bali sebagai salah satu LSM yang memiliki fokus programnya untuk meningkatkan Mutu Pengolahan Panti Asuhan Mandiri sebagai Lembaga Pendidikan Generasi Penerus Bangsa yang bertujuan agar dapat tumbuh dan berkembang sebagai SDM – Sumber Daya Manusia yang berintegritas handal dan berwawasan luas baik dibidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi Iptek maupun iman dan ketaqwaan Iman guna mampu mengantisipasi di era moderenisasu dan globalisasi. Dan Appan kini sudah resmi menjadi sebuah Yayasan. (*)