Suami Ungkap Momo Geisha Sempat Punya Perasaan Tak Enak Sebelum Sang Ayah Berpulang
Momo sempat punya perasaan tidak enak sebelum kepergian sang ayah ke pangkuan yang maha kuasa.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Aan Ramdani
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Nicola Reza Samudra, suami dari Momo vokis band Geisha menuturkan Momo sempat punya perasaan tidak enak sebelum kepergian sang ayah ke pangkuan Yang Maha Kuasa.
"Momo sangat syok, karena memang ini tiba-tiba dapat berita seperti ini dan pastinya sedih. Momo juga kemarin sempet cerita kok rasa enggak enak ya. Ya, saya bilang enggak ada, berdoa saja. Ya, kita memang tidak ada yang tau karena sebelumnya baik-baik saja dan beberapa hari yang lalu juga telponan," jelasnya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (20/9/2017).
Dia juga tidak mengetahui persis firasat tidak enak yang dimaksud Momo tersebut seperti apa.
Namun, paling tidak hal tersebut menjadi sebuah pertanda jelang kepergian sang ayah Jabonar Sinaga.
"Ya cuma perasaan enggak enak saja dan momo baru tau tadi Malam di Singapura, Selasa malam (19/9/2017)," katanya.
Sebelum itu, Nicolas juga menjelaskan saat mertua laki-lakinya tersebut meninggal dunia, dirinya dan Momo sedang berada di Singapura.
"Kebetulan memang ada kerjaan dan kita ada di luar negeri, kemudian saat di Singapura kita dapat kabar dan kita langsung terbang ke sini (Pekanbaru,red)," katanya.
Menurut Nicola Reza Samudra, Momo juga sudah mempersiapkan rencana keberangkatan ayah dan ibunya ke Yerusalem. "Kita sudah siap-siap dan Momo juga sudah beli jacket, karena disana dingin. Ternyata ada berita seperti ini dan sudah pergi," katanya.
Menurutnya, Momo akan tetap berada di Pekanbaru untuk terus mengikuti prosesi pemakaman sang ayang, Almarhum Jabonar Sinaga besok, Jumat (22/9/2017) dengan adat batak di Pemakaman Keristen Jalan Uka -Pekanbaru.
Almarhum Jabonar Sinaga dikenal sebagai sosok ayah yang baik kepada lima anaknya. Disamping itu, ia sebagi jurnalis senior di Provinsi Riau yang sudah mengabdi puluhan tahun.
Atas dedikasinya tersebut, Almarhum Jabonar juga mendapatkan penghargaan dari Persatuam Wartawan Indonesia (PWI) Riau pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang digelar Provinsi Riau di Kabupaten Bengkalis pada Mei 2014 lalu, Jabonar dianugrahi Piagam Penghargaan atas Pengabdiannya selama 30 tahun di profesi jurnalistik.
Jabonar mengawali karier menjadi wartawan di Mimbar Umum salah satu koran tertua di Sumatera yakni di Sumatera Utara pada tahun 1976.
Saat pindah ke Riau Jabonar masih melanjutkan karirnya di dunia jurnalistik dan bergabung dengan harian pagi Riau Pos pada tahun 1992.