Bintangi Film yang Dianggap Kontroversial, Artis Ini Diancam dan Kepalanya Dihargai Rp 20 Miliar!
Seorang politisi India menawarkan uang tunai 100 juta rupee atau 20 miliar rupiah untuk memenggal artis cantik ini.
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Seorang politisi India menjanjikan uang tunai 100 juta rupee atau 20 miliar rupiah untuk memenggal artis cantik ini.
Dilansir mirror.co.uk, Selasa (21/11/2017), Suraj Pal Amu , seorang politikus senior di India merasa marah, lantaran Deepika Padukone membintangi film yang mengeskplorasi hubungan antara seorang ratu Hindu dan penakluk Muslim.
Tak hanya Suraj yang merupakan tokoh senior partai berkuasa Bharatiya Janata (BJP), para militan lain juga mengancam akan memotong hidung artis 31 tahun itu.
Film yang dimaksud adalah Padmavati, yang rilis 1 Desember, namun harus diundur karena menuai banyak protes.
Film kontroversial ini dibuat berdasarkan puisi legendaris di India.
Film itu mengangkat kisah hubungan antara seorang ratu beragama Hindu dari klan penguasa Rajput dengan seorang bangsawan Muslim bernama Alauddin Khilji.
Kelompok-kelompok Hindu garis keras dan sejumlah politisi menuding Deepika dan sutradara film itu "membengkokkan sejarah" dengan menampilkan sosok sang ratu sebagai kekasih bangsawan Muslim tersebut.
Dua negara bagian yang dikuasai BJP sudah melarang pemutaran film yang dibintangi oleh artis yang juga pernah bermain film dengan Vin Diesel ini.
Wakil Menteri Utama Uttar Pradesh Keshav Prasad Maurya mengatakan, pemerintah negara bagian di India itu tak akan mengizinkan pemutaran film hingga beberapa adegannya dihilangkan.
"Bagaimana mungkin seorag raja dan ratu digambarkan sebagai korban sementara sang penyerang menjadi pahlawan? Ini tak benar," kata Maurya.
Film-film yang bertemakan sejarah hubungan antara Hindu dan Islam di India kerap memicu kontroversi.
Kepala Badan Sertifikasi Film Pusat (CBFC) Anurag Srivastava mengatakan, produser film Padmavati meminta izin merilis film itu pada 10 November.
Viral: Dituduh Mencuri, Anak 12 tahun Asal Sukabumi jadi Korban Persekusi, Dianiaya hingga Berdarah
Namun, permintaan itu ditolak karena produser dianggap tak bisa menjelaskan apakah film itu berdasarkan fakta sejarah atau fiksi.