Hamil Anak Pertama, Sandra Dewi Mengaku Norak
Aktris Sandra Dewi didapuk menjadi brand ambassador aplikasi 'Teman Bumil' yang diluncurkan di Grand Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2017).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktris Sandra Dewi didapuk menjadi brand ambassador aplikasi 'Teman Bumil' yang diluncurkan di Grand Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2017).
Dalam acara tersebut, ia mengaku selama kehamilannya selalu penasaran dengan perkembangan tubuhnya serta janinnya.
Bahkan setiap hari ia memperhatikan seberapa besar perubahan yang terjadi dalam fitur 'Janin 360' yang terdapat pada aplikasi 'Teman Bumil'.
"Jadi saya penasaran ya, tiap hari saya lihatin (fitur janin 360), saya lihat seberapa banyak kah saya berubah dari bulan pertama sampai bulan ke sembilan," ujar Sandra, di Grand Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2017).
Apalagi usia kehamilannya sudah masuk 9 bulan, maka Sandra semakin penasaran kapan sang calon bayinya akan lahir.
"Apalagi di bulan kesembilan ini saya mau tahu kapan anak saya ini keluar," jelas Sandra.
Menurutnya, momen hamil tua tersebut membuatnya sangat khawatir, karena di usia kandungannya yang sudah 'tua' itu, ia masih harus menjalani aktivtasnya sebagai artis hingga minggu ke-38 masa kehamilan.
"Dan ini masa-masa deg-degan buat saya karena saya masih bekerja sampai 38 weeks," tegas Sandra.
Dalam kehamilan pertamanya ini wanita yang masih terlihat cantik meski tengah hamil tua itu mengakui bahwa dirinya memang 'norak' karena masih belum memiliki pengalaman.
Maka ia pun sering bingung dengan pantangan untuk ibu hamil.
"Kalau hamil pertama, jujur saya norak ya, pengen tahu mana yang boleh dan nggak," kata Sandra.
Baca: Pengakuan Mengejutkan Dari Keluarga, Ternyata Bondan Pernah Sekritis Ini Saat di Rumah Sakit
Kendati demikian, Sandra Dewi pun enggan mempercayai mitos.
Ia lebih memilih untuk tetap percaya pada saran dokter karena ia menilai informasi tersebut jauh lebih akurat dan memang bisa dipertanggungjawabkan.
"Tapi saya hanya percaya sama dokter kandungan, bukan sama mitos, makanya kita butuh informasi yang akurat dan aplikasi yang benar," tandas Sandra.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.