Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Cerita di Balik Patung Bayi Sakah, Lokasinya Tak Jauh dari Kecelakaan Nahas Bassis Navicula

Indra Made, bassis Navicula, mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sakah, Gianyar, Sabtu (24/3/2018) dini hari.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Cerita di Balik Patung Bayi Sakah, Lokasinya Tak Jauh dari Kecelakaan Nahas Bassis Navicula
Tribun Bali
Patung bayi di simpang tiga Jalan Raya Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. 

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR – Indra Made, bassis Navicula, mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sakah, Gianyar, Sabtu (24/3/2018) dini hari. Tepatnya di selatan Patung Bayi Sakah.

Bagi sebagian besar masyarakat Bali, tentu tidak asing dengan patung berbentuk bayi ukuran raksasa di simpang tiga Jalan Raya Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati.

Sedari 20-an tahun yang lalu, tak satupun ada yang diperbolehkan mengungkap bagaimana sejarah didirikannya patung yang dikenal sangat angker ini.

Akhirnya, Jero Mangku Ida Bagus Balik, keturunan pendonatur dan pencetus ide pembuatan patung itu mengungkapnya kepada Tribun Bali.

Awalnya, Jero Mangku Ambara yang lebih akrab disapa Ida Bagus Balik ini enggan mempublikasikan bagaimana sejarah berdiri dan filosofi patung yang sebagai simbolis Siwa Budha itu.

Namun, setelah menentukan hari baik dan tentunya persiapan yang matang, akhirnya ia bersedia membuka ke publik untuk mengobati rasa penasaran masyarakat Bali.

“Sejak dulu, banyak siswa, mahasiswa dan media yang meminta penjelasan kepada saya. Namun, saya tidak jelaskan karena untuk membuka sejarah dan filosofinya harus di hari yang tepat dan kepada orang yang tepat pula,” ujar Gus Balik kepada Tribun Bali di rumah kediamannya di Desa Mas, Ubud, Gianyar, Jumat (20/2/2015).

BERITA TERKAIT

Patung sebagai simbolis Sang Hyang Siwa Budha itu ternyata disebut Sang Hyang Brahma Lelare. Ide untuk membangun patung, berawal dari niat mantan Bupati Gianyar Cokorda Darana pada tahun 1989.

Kala itu, Cokorda Darana mengajak sejumlah praktisi sejarah dan prajuru desa Batuan untuk melaksanakan sangkep (rapat).

Tujuan rapat adalah membahas kehendak Bupati Darana membuat patung di seluruh simpang tiga dan simpang empat yang ada di Kabupaten Gianyar.

“Kuncinya, adanya imbauan untuk membuat patung yang bisa dijadikan kebanggaan, sekali lagi yang menjadi kebanggaan. Pada saat itu diadakan rapat yang mengundang pakar-pakar sejarah untuk membahas patung apa yang akan dibangun,” ungkap Gus Balik sambil ditemani rintikan hujan yang mengguyur Gianyar kala itu.

Rapat pertama ternyata tidak menghasilkan keputusan. Kebanyakan dari peserta rapat kala itu mengajukan ide membangun patung wayang, dan patung Kapten I Wayan Dipta.

Menurut penjelasan dari Gus Balik, kalau patung wayang dan patung Kapten I Wayan Dipta, tidak akan menjadi kebanggaan masyarakat Bali khususnya di Gianyar.

Baca: Bassis Navicula Berencana Nikah Tahun Ini

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas