Saat Hidup Susah, Shinta Bachir: Kalau Saya Mau Nakal, Saya Bisa
Shinta Bachir mengalami pasang surut dalam kehidupannya. Ia pernah hidup berkecukupan. Tapi pernah pula mengalami kekurangan.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM – Shinta Bachir mengalami pasang surut dalam kehidupannya. Ia pernah hidup berkecukupan. Tapi pernah pula mengalami kekurangan.
Saking susahnya untuk menutupi kebutuhan, ia terpaksa menjual barang berharga. Misalnya, koleksi tas miliknya. Hasil penjualannya juga dipakai untuk membayar gaji pengasuh anaknya dan sopir.
“Saya sudah jual semua sampai mau bayar susah," ucapnya saat ditemui di kawasan Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (6/4/2018).
Ia tak membual. Bahkan menyebut pengasuh anaknya dan sopir sebagai saksi hidup.
Baca: Soal Prostitusi Artis, Ini Akhir Perseteruan Shinta Bachir dan Robby Abbas
Baca: Laudya Cynthia Bella Kagumi Kesederhanaan Masyarakat Baduy
Baca: Syahnaz Posting Foto Pranikah, Billy Syahputra Ucapkan Selamat Pakai Bahasa Inggris yang Kacau
Namun, hasil jualan tas belum cukup untuk menutupi kebutuhan. Sampai akhirnya, Shinta Bachir menjual perhiasan cincin satu-satunya.
“Semuanya buat hidup saya sama anak,” lanjutnya sambil menahan tangis.
Baca: Rina Nose Pamer Foto Wajah Hitam Putih, Ada yang Bilang Mirip Rihana
Sadar tak bisa terus menjual barang-barang yang ada, Shinta Bachir selanjutnya buka usaha. Ia menjual nasi di pasar.
“Kalau saya mau nakal, saya bisa. Untuk apa saya jualan nasi? Boleh ditanya semua orang di Pasar Kramat Jati, tiap malam saya kenalannya tukang ayam, tukang cabai, semua orang di situ kenal saya,” tandasnya.(*)
Berita ini telah dimuat di Grid.ID dengan judul "Sempat Jatuh Miskin, Shinta Bachir Pernah Sampai Berjualan Nasi di Pasar"