Dua Tahun Ditinggal Susi Similikiti , Tukul Arwana Cari Istri yang Bisa Menyenangkan Anak-anaknya
Sudah dua tahun pelawak Tukul Arwana kehilangan istrinya, Susiana alias Susi Similikiti yang meninggal dunia pada 2016 silam.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Sudah dua tahun pelawak Tukul Arwana kehilangan istrinya, Susiana alias Susi Similikiti yang meninggal dunia pada 2016 silam.
Semenjak itu pun Tukul cukup kebingungan berperan sebagai ayah sekaligus ibu untuk ketiga anaknya.
"Pertama saya dirumah kan cuman saya dan anak saya yang gede sudah di Probolinggo, kakaknya kuliah di Airlangga. Saya sama anak saya yang kecil," cerita Tukul Arwana saat ditemui usai mengisi acara di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (28/6/2018).
"Kadang-kadang waktu dia, ‘ayah laper ayah’ saya bingung karena anak saya kalau suruh bikin telor mata sapi, harusnya telurnya enggak sampe item, harusnya putih yang dimakan putihnya yg kuningnya enggak mau.”
Tukul kini memang harus menjalani dua tugas sekaligus, yakni dengan melakukan pekerjaan sebagai seorang bapak dan ibu.
Namun menurut nya kebiasaan itu harus ia lakukan demi ketiga anaknya.
Baca: Setahun Ditinggal Suami, Ririn Ekawati Kini Bangkit Dari Kesedihan
"Kalo tidur kadang-kadang tak suruh sendiri ‘ayah saya pengen sama ayah’ pertama kaget, lama kelamaan menerima kenyataan, itu perjalanan hidup dan kita syukuri aja," ujar Tukul Arwana.
Saat disinggung soal mencari sosok ibu untuk anak-anaknya, pelawak 54 tahun ini nampak sulit menjawab.
Dia memilih menyerahkan jodohnya kepada Tuhan.
"Kalau itu mengalir saya, mengalir yang mana. Tapi target atau keinginan biasa-biasa aja. Saya enggak ada, tapi yang penting alam mempertemukan, Allah mengizinkan ya," ucap Tukul Arwana.
Tapi tak hanya pasrah, Tukul rupanya juga mempersiapkan standar calon istri idaman jika nantinya menikah lagi.
Dia ingin seorang wanita yang memilki kedekatan dengan anak-anaknya.
"Jadi wanita harus kembali ke kodrat, boleh cerdas, pintar melebihi pria, harus tetep kodratnya wanita saminah watonah tapi memang harus pengenalan lingkungan dulu, ayah seneng anaknya belum tentu seneng, senangkan dulu anak-anak baru ayahnya seneng-seneng," pungkasnya,"pungkasnya.