Erros, Chrisye dan Yockie Merayakan Kebesaran Nama ECY
Sejarah mempunyai cara eloknya sendiri, untuk mengingatkan ketokohan seorang manusia.
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejarah mempunyai cara eloknya sendiri, untuk mengingatkan ketokohan seorang manusia.
Dalam konteks musik pop Indonesia, banyak musisi dan tokoh penting yang bisa disebut sebagai pembentuk dan pembuat sejarah. Seperti nama Koes Plus, TItiek Puspa, Mus Mualim, Bing Slamet, Lili Soerjani, dan beberapa nama lainnya.
Selain nama-nama tersebut, di paruh kedua tahun 1970-an muncul nama Guruh Soekarno Putra, Eros Djarot, Chrisye dan Yockie Suryoprayogo, Keenan Nasution, Fariz RM, juga beberapa nama penting lainnya.
Generasi tersebut kemudian melahirkan beberapa album musik legendaris seperti “Guruh Gipsy” (Guruh Soekarnoputra), “Badai Pasti Berlalu”(Eros Djarot), “Di Batas Angan-Angan” (Keenan), “Sabda Alam” (Chrisye).
Jika kita mengerucut lebih dalam lagi, nama dan karya-karya besar yang telah dilahirkan Erros Djarot, Chrisye dan Yockie Suryo Prayogo sudah dikenal baik oleh masyarakat. Dan sejarah mencatat itu, dengan baik sekali.
Meski selama ini, ada kecenderungan kebanyakan generasi muda lebih mengenal Erros, Chrisye dan Yockie sebagai legenda musik Indonesia secara individual.
Pun, banyak konser telah diselenggarakan dengan mengedepankan nama-nama mereka. Namun semuanya menempatkan ketiga tokoh tersebut, sekali lagi, secara individual. Tidak menggambarkan kimiawi dan kolaborasi ketiga tokoh besar tersebut secara bersamaan, sebagai “Erros, Chrisye. Yockie" (“ECY").
Nah, berdasar pada keinginan mengomunikasikan sebagian dari sejarah musik pop Indonesia kepada millenias.
Bertiga Satu Rasa, mengadakan serangkaian kegiatan yang mengedepankan nama “Eros, Chrisye, Yockie" (“ECY").
Kegiatan ECY ini, sebagaimana dijelaskan Oppie dari Bertiga Satu Rasa, bertujuan mengedepankan, dan mengomunikasikan peran ECY secara kolaboratif, kepada generasi muda penggemar musik Indonesia, atas pengabdian dan karya cipta ECY dalam sejarah musik pop di Indonesia.
"Kegiatan “ECY” ini juga akan menggunakan media sosial untuk megedukasi sejarah, dan kiprah ECY," kata Oppie yang telah 20 tahun berkiprah dalam dunia EO. Dia menambahkan, even ini juga dimaksudkan sebagai sarana diskusi interaktif dari para penggemarnya, dalam rangka melestarikan serta mengapresiasi karya serta kiprah ECY dalam musik Indonesia.
Oppie menekankan, konten-konten yang dimoderasi dalam even ini, diformulasikan dari hasil studi pustaka maupun wawancara serta interaksi dengan publik, "Diharapkan akan menjadi medium yang secara organik akan terbentuk sebagai wadah pelestarian karya dan kiprah ECY," kata Oppie di kantor Bertiga Satu Rasa di kawasan STC, Senayan, Jakarta.
Turunannya, nama ECY akan dirumuskan dalam tagline: "Tembang Persada Sang Tritunggal".
Oleh karenanya, dalam rangka mendukung komunikasi ECY dan perannya dalam muslk Indonesla, Bertiga Satu Rasa sebagai promotor, akan memproduksi konser “Erros Chrisye Yockie Tembang Persada Sang Tritunggal" di dua kota Indonesia.