Yuanita Meilia Merilis Single 'Hatiku Untukmu' yang Didedikasikan Buat Penderita Vaginismus
kata dia, penyandang vaginismus kerapkali mendapat stigma buruk. Bahkan, vaginismus menjadi pangkal perceraian dan konflik dalam rumah tangga.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musisi dan aktivis perempuan, Yuanita Meilia, merilis single lagu 'Hatiku Untukmu'. Lagu ini dedikasikan untuk wanita penderita vaginismus serta dalam rangka memperingati hari perempuan internasional, yang jatuh pada 8 Maret 2019.
Yuanita mengatakan vaginismus adalah kondisi di mana otot reproduksi wanita kaku dan tidak bisa dilakukan penetrasi.
Tak ayal, kata dia, penyandang vaginismus kerapkali mendapat stigma buruk. Bahkan, vaginismus menjadi pangkal perceraian dan konflik dalam rumah tangga.
"Saya melihat musik tidak hanya sebagai hiburan, namun, dapat juga digunakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan semua hal yang bisa menyentuh hati, memotivasi, bahkan mengubah hidup seseorang," kata Yuanita di grand Indonesia, Jakarta, Rabu (8/3/2019) malam.
Ia berharap dengan lagu tersebut dapat mengampanyekan dan mengenalkan pada masyarakat, apa itu penyakit vaginismus. Informasi mengenai penyakit vaginismus dan penanganannya, belum menyebar secara luas.
Sehingga, sambung Yuanita, penderita vaginismus sering mendapatkan respons yang salah dan malah mengalami shaming atau dipermalukan. Seperti yang dialami oleh Yuanita selama 8 tahun terakhir.
"Semoga lagu ini dapat mewakili perasaan kaum perempuan di Indonesia. Di mana rasa lelah dan binggung karena kurangnya informasi dan tenaga medis yang cukup kompeten menangani penyakit vaginismus," ucap Perempuan berusia 36 tahun itu.
Yuanita mengatakan tiap lirik dalam lagu yang diciptakannya tersebut sangat sederhana untuk diterima luas. Lagu Hatiku Untukmu bercerita soal komitmen cinta dan empati dalam berumah tangga.
Singel tersebut kian menarik, lantaran dibalut dengan lantunan piano yang mendayu oleh guru besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Prof. Adi Utarini. Seluruh hasil penjualan dari lagu tersebut akan didonasikan untuk mendukung kampanye vaginismus.
"Lagu ini saya persembahkan untuk Vaginismus Campaign, karena informasi vaginismus itu masih kurang. Padahal penderitanya banyak," pungkas Yuanita.
Sementara itu, dr. Robbi Asri Wicaksono, SpOG yang ikut hadir dalam peluncuran lagu tersebut, menjelaskan bahwa 7-17 persen perempuan di dunia diprediksi beresiko menderita vaginismus. Ironisnya lagi, belum ada kajian pasti yang ditetapkan sebagai akar penyebab vaginismus, sehingga tindakan pencegahan tak bisa diterapkan pada masalah ini.
"Sayangnya masih banyak masyarakat yang malu untuk mengungkap penyakit yang dideritanya," kata Robbi.
Ia berharap dengan adanya lagu dan kampanye tersebut dapat mendorong masyarakat untuk lebih mengerti dan peduli pada vaginismus.