Kesan Nia Dinata Terhadap Kinerja Jokowi dan Pendapatnya Tentang PSI
Nia Dinata yang namanya populer sebagai sutradara film Arisan dulunya sosok yang tak peduli terhadap segala tetek bengek berkaitan dengan politik.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Nia Dinata yang namanya populer sebagai sutradara film Arisan dulunya sosok yang tak peduli terhadap segala tetek bengek yang berkaitan dengan politik di Indonesia.
Bahkan, sejak memiliki hak pilih di pemilu, Nia Dinata sama sekali tak pernah menggunakannya alias golput. Namun, untuk kali pertama dalam hidup, ia menggunakan hak pilihnya di Pilpres 2014.
Hal itu tak lepas karena sosok Joko Widodo alias Jokowi yang muncul sebagai calon presiden saat itu. Dan kini, di Pilpres 2019 pilihannya belum berubah.
"Walaupun selama pemerintahan Jokowi tidak mudah, tapi beliau fokus bekerja membangun semua infrastruktur, membuat BPJS, semua yang memudahkan rakyat Indonesia. Jadi kenapa enggak dilanjutin? Toh tinggal satu periode lagi,” ujar Nia Dinata pada video yang diunggah di channel Youtube Guntur Romli, seperti dikutip, pada Sabtu (23/3/2019).
Baca: Kirana Larasati Sebut Semua Momentum Saat Kampanye Spesial
Sementara, untuk partai politik sendiri, Nia Dinata menilai kehadiran Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai angin segar.
"Saya bukan orang partai, saya enggak suka politik praktis, tetapi saya melihat kemunculan PSI sebagai angin segar di dunia perpartaian Indonesia,” lanjutnya.
PSI, menurut dia, berani bersuara demi perempuan, demi anak-anak, demi hak asasi manusia.
“Saya pikir ini angin segar sekali. Jadi PSI harus lolos dong threshold dan harus ada wakilnya di Gedung DPR pada 2019 ini,” pungkas Nia di video itu.(*)