Mandra: Ada yang Nawari Saya Calon Wakil Bupati
Komedian yang juga aktor, Mandra, mengaku enggan berkecimpung di dunia politik mengikuti jejak rekannya Rano Karno.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Komedian yang juga aktor, Mandra, mengaku enggan berkecimpung di dunia politik mengikuti jejak rekannya Rano Karno. Mandra sudah berkomitmen untuk terus berkarier di bidang seni dan budaya.
Oleh karenanya, komedian Betawi itu menutup diri untuk terjun ke dunia politik. Ia menolak semua tawaran yang selama lima tahun belakangan ini datang kepadanya.
Baca: Mengenal Sosok Ahmad Syaiful, Keponakan Pelawak Mandra yang Curi Perhatian, Anak Mastur Hobi Nyanyi!
Berikut petikan wawancara dengan Mandra, di Jakarta, Jumat (29/3/2019)
Bang Mandra nggak berminat terjun politik seperti Bang Doel (Rano Karno)?
Duh nggak dah, yang jelas saya fokus pada komitmen sejak awal yang kaitannya dengan perkembangan seni dan budaya. Ya masalah politik sekarang memang banyak yang tertarik di bidang itu.
Orang yang punya pendidikan politik bisa terjun ke sana. Atau yang dunia artis film, sinetron, penyanyi, nggak sedikit yang terjun ke situ (politik). Ya sudah silakan yang lain (ikut politik), saya nggak.
Banyak yang menawari jadi caleg?
Amat sangat banyak yang datang ke rumah, yang ngundang segala macam. Ini bukan berarti saya tidak tertarik soal politik. Toh saya juga sedikit‑sedikit tahu apa di dalamnya (politik), bagaimana di luarnya, ya kira‑kira begitu. Tapi yang jelas saya lebih nyaman di seni.
Bagaiman Anda menolak tawaran itu?
Saya bilang, saya itu nggak mampu. Banyak yang bilang ke saya, "Nanti kami bantu kok." Tapi yang jelas saya nggak mampu.
Kalau bicara masalah mampu kan mungkin banyak faktor ya, entah itu mampu pola pikir, fisik, dalam segala kesibukan untuk di bidang itu.
Mulai kapan rutin ditawarin masuk politik?
Ya dalam empat sampai lima tahun terakhir lah.
Untuk jadi caleg?
Ya intinya caleg, sempat ditawari jadi calon wakil bupati, ya pokoknya jabatan wakil lah. Sempet wakil daerah gitu. Saya sih merasa bukan di situ (politik) diri saya.
Sampat kepikiran mau mencoba?
Nggak, nggak ada.
Anda mengikuti perkembangan politik?
Amat sangat. Makanya saya nggak mau, saya sudah tahu.
Saat bersama Bang Doel (Rano Karno) sempat bicara politik?
Nggak, nggak sama sekali. Sama dia itu ketika ketemu kalau nggak becanda ya ngomongin kerjaan. Sudah nggak jauh dari itu. Nggak pernah yamg kaitannya dengan politik. Nggak ada.
Memang menutup diri dari dunia politik?
Kira‑kira begitu. Mau menutup diri dari dunia politik, saya lebih fokus sesuai dengan bidang saya, di seni dan budaya.
Kalau kira‑kira Anda terjun ke politik, banyak nggak yang milih?
Nggak, pesimis sayanya. Sudah pesimis duluan. Artinya kalaupun iya (banyak dukungan) sayanya sudah nggak minat. Sayanya sudah nggak tertarik, bisa nggak kita komitmen, bisa nggak kita mempengaruhi golongan.
Nanti janji tinggal janji. Kalau kita udah nggak komit gimana bisa dipercaya dan buktikan apa yang dilontarkan.
Apa yang masih mau Anda kembangkan terhadap budaya Betawi?
Ya kan kita terus terang saja kalau seni budaya di seluruh daerah masing‑masing belum merasa puas kalau budaya itu masih jadi tamu di negara sendiri. Saya maunya ya seni dan budaya bisa menjadi sebuah primadona.
Katanya kan kita Indonesia paling kaya, kaya akan budaya. Kayanya di mana? Selama ini kan budaya masih jadi pengemis. Makanya nggak jarang budaya kita diambil negara orang.
Bagaimana usaha Anda untuk menjaga budaya, khususnya Betawi?
Saya dan teman-teman banyak fokus kepada pemuda. Artinya pemuda khususnya kaum muda itu mau mengenal, dan mudah‑mudahan kalau sudah mengenal akan timbul rasa cinta. Akan muncul saling menghormati.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.