Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Sedih Kenang Almarhum Sutopo, Raisa: Hati Aku Merasa Berat

Rasa sedih diungkapkan Raisa Andriana saat mengenang pertemuannya dengan Sutopo Purwo Nugroho. Kepergian sosok inspiratif ini membuat hatinya berat

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Sedih Kenang Almarhum Sutopo, Raisa: Hati Aku Merasa Berat
Kolase Instagram.com/raisa6690 & @sutopopurwo
Ucapan belasungkawa Raisa atas meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rasa sedih diungkapkan Raisa Andriana saat saat mengenang pertemuannya dengan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Kepergian sosok inspiratif ini membuat hatinya berat

Sejumlah unggahan di media sosial, membuatnya terkenang almarhum.

“Kalau ditanya sih sedih banget. Banyak juga orang yang nanya ke aku, orang yang nge-tag aku, di video yang kami ketemu. Hati aku merasa berat dan sedih,” katanya ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2019).

Ibu satu anak itu juga mendoakan almarhum, agar ditempatkan di sisi-Nya.

Ia juga berharap keluarga almarhum Sutopo diberikan keikhlasan dan ketabahan.

Baca: Bak Lirik Mantan Terindah Raisa, Dunia Pun Sulit Lupakan Pesona Sutopo, Pukau Media Internasional

Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho bertemu Raisa. Foto ini diunggah Sutopo di akun Twitter-nya pada Selasa (6/11/2018).
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho bertemu Raisa. Foto ini diunggah Sutopo di akun Twitter-nya pada Selasa (6/11/2018). (Twitter/@Sutopo_PN)

“Dan yang pasti beliau menginspirasi untuk ada lagi orang-orang yang berdedikasi terhadap pekerjaan yang membantu orang, membantu korban bencana seperti beliau. Jadi meninggalkan legacy yang luar biasa buat penerus-penerusnya,” katanya.

Berita Rekomendasi

Sutopo mengembuskan nafas terakhir di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019), pukul 02.20 waktu setempat atau 01.20 WIB. Sutopo merupakan penggemar dari istri artis peran Hamish Daud tersebut.

Tagar yang dibuat warganet yakni #RaisaMeetSutopo akhirnya direspon oleh Raisa.

Sutopo akhirnya bisa bertemu dengan pelantun lagu "Terjebak Nostalgia" itu.

Anggota TNI dan BPBD menurunkan peti jenazah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho ke dalam liang lahat saat pemakaman di TPU Sonolayu, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019). Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia pada usia 49 tahun saat menjalani pengobatan di Tiongkok karena sakit kanker paru-paru yang dideritanya. TRIBUN SOLO/ASEP ABDULLAH ROWI
Anggota TNI dan BPBD menurunkan peti jenazah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho ke dalam liang lahat saat pemakaman di TPU Sonolayu, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019). Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia pada usia 49 tahun saat menjalani pengobatan di Tiongkok karena sakit kanker paru-paru yang dideritanya. TRIBUN SOLO/ASEP ABDULLAH ROWI (TRIBUN SOLO/ASEP ABDULLAH ROWI)

Nyanyian Sutopo Dendangkan Mantan Terindah Bikin Histeris
Penggalan lirik lagu Mantan Terindah yang dilantunkan Raisa sangat disukai Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

"Liriknya Mantan Terindah yang paling bagus. Pasti anda akan mengenang saya sebagai humas BNPB yang dekat dengan media," demikian kata Sutopo sebelum memulai konferensi pers terkait informasi terkini korban akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah Oktober 2019 silam.

"Yang tlah kau buat, sungguhlah indah, buat diriku susah lupa," kata Sutopo mendendangkan lagu Mantan Terindah.

Sutopo memang sengaja diminta oleh wartawan untuk menyanyikan lagu Mantan Terindah tersebut.

Ya Sutopo Purwo Nugroho bak mantan terindah yang pernah menorehkan kenangan baik di perjalanan hidupnya.

Meski telah meninggal Minggu (7/7/2019), nama terpatri di benak hampir seluruh lapisan di neger ini dan jasanya seolah susah dilupakan.

"Saya nyanyi Mantan Terindah, anak-anak muda pada histeris, ikut nyanyi," katanya disambut gelak tawa wartawan.

Sutopo Purwo Nugroho dikenal aktif membagikan berbagai informasi kebencanaan melalui akun media sosialnya baik di Twitter @Sutopo_PN maupun di Instagram @sutopopurwonugroho.

Hapal Lagu Raisa
Sutopo juga dikenal sebagai fans berat Raisa.

Ia pun mengakui sangat suka dengan lagi-lagunya Raisa. "Saat pejabat-pejabat banyak menyanyi lagu

Hal itu ditunjukkan melalui setiap tulisan unggahannya yang seringkali menyebut akun Raisa di akhir kalimat.

Perilakunya tersebut membuat para warganet menjadi tahu bahwa dirinya adalah fans berat Raisa.

Hal itu dimulai dari Sutopo yang sering 'menggombali' selalu menyebut Raisa, pernah video call, hingga akhirnya bertemu setelah di linimasa twitter heboh dengan tagar #RaisaMeetSutopo.

Bahkan saat sakitnya pun Sutopo menyebut nama Raisa dalam cuitannya.

Meski kanker paru stadium 4B, saya tetap berusaha melayani media dan masyarakat dengan baik. Untuk rekan penyintas kanker. Jangan patah semangat. Tetap sabar, kerja dan berdoa. Hidup itu bukan panjang-pendeknya usia. Tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain.@raisa6690," tulis Sutopo, Oktober tahun lalu.

"Masya Allah, saya tidak tahu kalau #RaisaMeetSutopo di medsos sampai trending topic. Raisa adalah inspiratif. Jika bertemu nanti saya malah bisa "Terjebak Nostalgia". Bisa "Serba Salah". Malah sampai "Jatuh Hati" & akhirnya menganggap sebagai "Mantan Terindah" haha.. @raisa6690." Demikian salah satu cuitannya

Hingga tiba saat bertemu, Sutopo pun masih menyisipkan lagu-lagu yang dipopulerkan Raisa.

#RaisaMeetSutopo yang pernah trending topic Oktober 2018 lalu akhirnya terwujud. Semoga pertemuan ini menjadi "Hari Bahagia"meski tanpa "Firasat" "Biarkanlah" "Usai Disini"Tapi Tidak "Terjebak Nostalgia" Siapa Tahu "Kali Kedua"Bertemu Lagi.

Banyak netizen pun mengenang pertemuan ini dan mengenangnya sebagai memori indah dalam perjalanan hidup Sutopo.

Pukau Dunia, Media Internasional Pun Soroti Sosok Sutopo

Pesona Sutopo Purwo Nugroho telah memukau semua orang. Tak hanya di negeri ini, sosok Sutopo telah menarik perhatian dunia internasional.

Berita mengenai kepergian Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), , tidak hanya ramai diangkat media di Indonesia.

Media internasional juga tidak ketinggalan memberitakan sosok pria kelahiran Boyolali 7 Oktober 1969 yang meninggal karena kanker pada Minggu (7/7/2019) lalu itu.

Berdedikasi tinggi dan pekerja keras adalah beberapa asosiasi yang kerap muncul dalam pemberitaan mengenai sosok Sutopo di media berbahasa Inggris.

Media Singapura The Straits Times dalam artikel "Indonesia's famed disaster spokesman Sutopo Purwo Nugroho dies of cancer" menggambarkan betapa Sutopo adalah seorang yang pantang menyerah melalui sepenggal kisah kilas balik saat Gunung Agung di Bali meletus.

Sutopo, yang terpaksa memakai selang infus dan bernafas dengan satu paru-paru, kala itu, masih melaksanakan tugasnya menyampaikan rilis pers pada awak media.

Atas etos kerjanya yang luar biasa dalam menyebarkan informasi kebencanaan, Sutopo masuk ke dalam empat sosok pemberani yang dilabeli The First Responders, yang dianugerahi penghargaan The Straits Times Asians of the Year 2018.

Di akhir artikel beritanya, The Straits Times mengutip ucapan Sutopo yang dikenal luas yakni, "makna hidup bukan ditentukan panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita bermanfaat bagi sesama selama hidup".

ABC News, juga tidak ketinggalan memberitakan betapa gigihnya Sutopo dalam menjalankan tugasnya sebagai juru bicara BNPB meski sedang berjuang melawan kanker.

Dalam artikel berjudul "Sutopo Purwo Nugroho, the face of Indonesia disaster relief efforts dies at 49" media Australia itu mendeskripsikan Sutopo sebagai "wajah publik dari ribuan orang yang terlibat dalam upaya bantuan bencana Indonesia yang berat."

ABC News juga menyebutkan, "atas kemampuan komunikasinya Sutopo meraih berbagai penghargaan, baik di dalam maupun luar negeri."

Senada dengan The Straits Times dan ABC News, media Inggris, The Guardian, juga mendeskripsikan perjuangan Sutopo dalam melawan kanker, dan pada saat bersamaan tetap mengemban tugas di BNPB.

The Guardian mengutip wawancara yang mereka lakukan dengan Sutopo pada bulan November tahun 2018 mengenai niat Sutopo untuk berhenti dari pekerjaan karena penyakitnya.

Namun, ia mengurungkan niat itu dan tetap menjalani apa yang menjadi tanggung jawabnya.

"Saya pikir, penyakit ini adalah takdir saya, saya ditakdirkan untuk itu, jadi saya harus tetap bekerja, itu adalah tanggung jawab saya. Ketika bencana melanda, saya harus membagikan informasi itu dengan cepat, dalam kondisi apa pun. Selama itu memberi manfaat bagi orang-orang, saya melakukan pekerjaan saya dengan sepenuh hati. Setiap pekerjaan, jika diniatkan dengan hati, akan memberikan hasil yang baik", seperti dikutip langsung dari artikel The Guardian, "Indonesia's much-loved disaster agency chief dies of cancer".

Media ternama AS, The New York Times, menyebut Sutopo sebagai sosok yang jujur dan terus terang, yang mengandalkan sains untuk menawarkan penjelasan berbasis fakta untuk bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, termasuk gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami.

Selain informasi mengenai kegigihan dan optimisme Sutopo dalam menjalani tugas dan melawan kanker, The New York Times dalam artikel berjudul "Sutopo Purwo Nugroho, Indonesia Disaster Spokesman, Dies at 49" juga mendeskripsikan latar belakang pendidikan dan awal perjalanan karier Sutopo.

Disebutkan bahwa ia berulang kali menolak pekerjaan sebagai juru bicara BNPB karena ia khawatir apa yang ia katakan akan dibatasi pemerintah.

Tetapi atasannya akhirnya membujuknya dan meyakinkannya bahwa ia diharapkan mengambil jabatan itu karena ia berbicara jujur tentang suatu peristiwa dan memiliki kredibilitas dengan publik.

Sutopo melihat bagian dari pekerjaannya adalah melawan rumor dan hoaks yang berhubungan dengan bencana dengan memberikan penjelasan ilmiah.

"Apa yang saya sampaikan adalah hal yang nyata," katanya seperti dikutip dari The New York Times, "bukan berita palsu seperti Donald Trump." (Tribunnews.com/Nurul Hanna/Anita K Wardhani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas