Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia, Keluarga Ceritakan Kronologisnya

Arswendo Atmowiloto meninggal dunia karena kanker prostat, keluarga ceritakan kronologinya.

Editor: Fitriana Andriyani
zoom-in Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia, Keluarga Ceritakan Kronologisnya
Instagram @alun1703
Arswendo Atmowiloto meninggal dunia karena kanker prostat, keluarga ceritakan kronologinya. 

TRIBUNNEWS.COM - Sastrawan dan wartawan senior Arswendo Atmowiloto meninggal dunia pada Jumat (19/7/2019) sore.

Putri ketiganya, Tiara menceritakan kronologi meninggalnya sang ayah.

Arswendo meninggal dunia saat berada di rumah.

"Meninggalnya tadi saat sama kakak saya. Kebetulan saya masih di jalan menuju ke rumah," ujar Tiara saat ditemui di rumah duka, Komplek Kompas, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2019).

Baca: Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia dengan Senyum, Putrinya Bilang: Sudah Enggak Sakit Lagi

Baca: Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia, Iwan Fals: Selamat Jalan, Mas

Tiara mengatakan, penulis Keluarga Cemara itu sudah lama sakit kanker kandung kemih. Arswendo sering bolak-balik rumah sakit.

"Memang sudah sakit lama, sakit kanker kandung kemih dan sudah cukup lama. Sudah setahunan lebih," kata Tiara.

"Dan hari ini sekitar pukul 17.30 WIB meninggal. Meninggalnya tenang, baik, senyum, dan sekarang sudah enggak sakit lagi," imbuhnya.

Berita Rekomendasi

"Baik-baik aja semua. Pokoknya memang sudah kehendak Tuhan. Sudah jalannya demikian," lanjutnya.

Papan pengumuman duka cita yang mengabarkan meninggalnya budayawan Arswendo Atmowiloto di Komplek Kompas, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2019). Arswendo Atmowiloto meninggal dunia pada Jumat (19/7/2019).(KOMPAS.com/DIAN REINIS KUMAMPUNG)

Arswendo meninggal dunia pada Jumat (19/7/2019) pukul 17.50 WIB. Saat ini, jenazah Paulus Arswendo Atmowiloto masih disemayamkan di rumah duka, Kompleks Kompas B-2, Jalan Damai, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

Misa Requiem sekaligus pelepasan jenazah akan dilaksanakan di Gereja St Matius Penginjil, Paroki Bintaro, Pondok Aren pada hari Sabtu, 20 Juli 2019, pukul 10.00.

Baca: Sutradara Film Keluarga Cemara: Pertemuan yang Singkat dan Membekas dengan Arswendo Atmowiloto

Baca: Kabar Duka, Sastrawan Arswendo Atmowiloto Tutup Usia Karena Sakit Kanker Prostat

Baca: Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia, Sutradara Joko Anwar Sampaikan Duka Cita

Arswendo Atmowiloto dikenal sebagai penulis dan wartawan Indonesia yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti Hai dan Kompas.

Sebagai seorang sastrawan, Arswendo menulis cerpen, novel, naskah drama, dan skenario film.

Salah satu naskah paling terkenal yang ia tulis yakni naskah Keluarga Cemara yang diangkat dalam sinetron di RCTI tahun 1996-2002 dan difilmkan dan diangkat ke layar lebar pada tahun 2019.

Baca: Putri Arswendo Tegaskan Kabar Arswendo Meninggal Hoaks, Saat Ini Butuh Istirahat

Baca: Dikabarkan Meninggal, Sahabat Sebut Kondisi Terkini Arswendo Atmowiloto, Perlu Istirahat

Mangutip Wikipedia, Arswendo pernah menempuh pendidikan tinggi di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Solo (sekarang Universitas Sebelas Maret) tetapi tidak tamat.

Kiprahnya di bidang sastra juga ia rajut sebagai pemimpin Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah, Solo (1972).

Arswendo juga pernah mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat pada tahun 1979.

Ia pernah mengelola tabloid Bintang Indonesia setelah menemui Sudwikatmono, penerbitnya.

Arswendo berhasil menghidupkan tabloid itu, tapi ia hanya bertahan tiga tahun.

Ia kemudian mendirikan perusahaannya sendiri, PT Atmo Bismo Sangotrah, yang memayungi sedikitnya tiga media cetak: tabloid anak Bianglala, Ina (kemudian jadi Ino), serta tabloid Pro-TV.

Sebagai sastrawan dan wartawan, kehidupan Arswendo tak bisa dijauhkan dari kontroversi.

Baca: Derita Kanker Prostat, Penulis Keluarga Cemara, Arswendo Atmowiloto Kini Banyak Tidur

Baca: 2 Bulan Menderita Kanker Prostat, Arswendo Atmowiloto Dikabarkan Drop pada Senin Pagi

Pada tahun 1990, ketika menjabat sebagai pemimpin redaksi tabloid Monitor, ia ditahan dan dipenjara karena satu jajak pendapat.

Ketika itu, Tabloid Monitor memuat hasil jajak pendapat tentang siapa yang menjadi tokoh pembaca.

Arswendo terpilih menjadi tokoh nomor 10, satu tingkat di atas Nabi Muhammad yang terpilih menjadi tokoh nomor 11.

Sebagian masyarakat Muslim marah dan terjadi keresahan di tengah masyarakat.

Arswendo kemudian diproses secara hukum sampai divonis hukuman 5 tahun penjara.

Berikut adalah sejumlah karya yang telah dihasilkan Arswendo Atmowiloto:

Bayiku yang Pertama (Sandiwara Komedi dalam 3 Babak) (1974)

Sang Pangeran (1975)

Sang Pemahat (1976)

The Circus (1977)

Saat-saat Kau Berbaring di Dadaku (1980)

Dua Ibu (1981)

Serangan Fajar (diangkat dari film yang memenangkan 6 Piala Citra pada Festival Film Indonesia) (1982)

Pacar Ketinggalan Kereta (skenario dari novel "Kawinnya Juminten") (1985)

Anak Ratapan Insan (1985)

Airlangga (1985)

Baca: Said Didu dan Rocky Gerung Menumpang Mobil Ambulans, Arswendo: Ini Penyalahgunaan Sosial

Baca: Arswendo Usulkan Napi yang Rajin Baca dan Menulis Diberikan Remisi

Senopati Pamungkas (1986/2003) - dianggap sebagai bestseller oleh Gramedia

Akar Asap Neraka (1986)

Dukun Tanpa Kemenyan (1986)

Indonesia from the Air (1986)

Garem Koki (1986)

Canting (sebuah roman keluarga) (1986) - dianggap sebagai bestseller oleh Gramedia

Pengkhianatan G30S/PKI (1986)

Lukisan Setangkai Mawar (17 cerita pendek pengarang Aksara) (1986)

Telaah tentang Televisi (1986)

Tembang Tanah Air (1989)

Menghitung Hari (1993)

Baca: Ahok tak Ditahan, Kapolri Beberkan Perbedaan dengan Kasus Arswendo, Lia Eden hingga Jessica

Baca: Menag: Tidak Bisa Disamakan Kejadian Arswendo, HB Jassin dengan Ahok

Sebutir Mangga di Halaman Gereja: Paduan Puisi (1994)

Projo & Brojo (1994)

Oskep (1994)

Abal-abal (1994)

Khotbah di Penjara (1994)

Auk (1994)

Berserah itu Indah (kesaksian pribadi) (1994)

Sudesi: Sukses dengan Satu Istri (1994)

Sukma Sejati (1994)

Surkumur, Mudukur dan Plekenyun (1995)

Kisah Para Ratib (1996)

Senja yang Paling Tidak Menarik (2001)

Pesta Jangkrik (2001)

Keluarga Cemara 1

Keluarga Cemara 2 (2001)

Keluarga Cemara 3 (2001)

Kadir (2001)

Keluarga Bahagia (2001)

Darah Nelayan (2001)

Dewa Mabuk (2001)

Mencari Ayah Ibu (2002)

Mengapa Bibi Tak ke Dokter? (2002)

Dusun Tantangan (2002)

Fotobiografi Djoenaedi Joesoef: Senyum,
Sederhana, Sukses (2005)

Kau Memanggilku Malaikat (2007)

Imung

Kiki

Mengarang Itu Gampang

Sinetron

1 Kakak 7 Ponakan (RCTI, 1996)

Keluarga Cemara (RCTI, 1996-2002)

Deru Debu (SCTV, 1994-1996)

Jalan Makin Membara II (SCTV, 1995-1996)

Jalan Makin Membara III (SCTV, 1996-1997)

Imung (SCTV, 1997)

Ali Topan Anak Jalanan (SCTV, 1997-1998)

(Kompas.com/Dian Reinis Kumampung/Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arswendo Atmowiloto Meninggal, Keluarga Ceritakan Kronologinya" dan Tribunnews.com Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia, Ini Kiprah sang Penulis Keluarga Cemara Semasa Hidup!

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas