"Keluarga jadi support system banget, jadi tidak ada yang menentang dari abang, adik, nyokap, bokap bahkan keluarga besar juga support," ujar Gebby

Gebby merasa jika perubahannya yang lebih feminim ini dirasakan sudah sejak kelas 3 SD.

Bahkan saat kelas 6 SD, ia mulai berkenal dengan komunitas sesama waria.

Di sanalah Gebby banyak diajari ilmu tentang kecantikan.

Hal itu membuatnya merasa memiliki keluarga baru.

Dari komunitas itulah Gebby mengesampingkan pendidikannya di sekolah.

Padahal Gebby termasuk siswa berprestasi, namun ia pernah membolos sampai satu bulan lamanya.

Baca: DJ Gebby Vesta Mengaku Keluarganya Terus Berikan Dukungan Meski Dirinya Transgender

"Kelas enam SD diajarin gunting rambut, diajarin make up, terus jadi keterusan, jadi males mau sekolah."

"Akhirnya bokap dapet surat dari sekolah karena aku nggak masuk-masuk sekolah, jadi marah dan mukul pake ranting," beber Gebby.

Gebby hanya mengenyam pendidikan formal hingga kelas 2 SMP.

Karena tak direstui sang ayah, Gebby lalu diusir dari rumah.

Berawal dari situlah ia memutuskan untuk kabur ke Jakarta.

"Aku diusir sama Papa, karena kalo nggak mau sekolah nggak usah tinggal di rumah."

"Yaudah aku keluar beneran, aku kabur ke Jakarta, empat tahun nggak pulang," lanjut Gebby.