Cerita Ariel Tatum Alami Body Shaming Hingga Depresi
“Aku di-body shaming dari SMP, dulu dibilang kurus banget pernah dibilang kayak tengkorak,” katanya
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat memasuki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Ariel Tatum mengakui ia semakin banyak menerima perundungan body shaming. Tubuhnya pernah disebut menyerupai tengkorak, hingga dituduh melakukan operasi tulang pipi.
“Aku di-body shaming dari SMP, dulu dibilang kurus banget pernah dibilang kayak tengkorak,” katanya ditemui dalam seminar Let’s End The Shame, di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10/2019).
Memasuki bangku SMA dan masa puber tubuh Ariel pun bertambah gemuk. Saat itu, lagi-lagi ia mengalami perundungan body shaming. Bentuk tubuhnya dianggap tak sesuai dengan usianya saat itu.
“Dibilang kayak emak-emak, aduh salah gue dimana sih. Aku terus cari cara, bagaimana kalau kurusin sedikit lagi. Tapi malah dibilang operasi hidung, bibir, sampai tulang pipi,” katanya.
Baca: Ariel Tatum Jelaskan Penyakitnya yang Bikin Sulit Menjalin Hubungan
Menyerah dengan perlakuan tersebut, Ariel akhirnya mendengarkan wejangan ibunya. Sang ibunda berpesan agar ia tak banyak mendengarkan orang lain.
“Aku pun nutup kolom komentar buat ngurangin dosa orang-orang. Bukan karena sedih dibully, aku sudah berdamai jadi mau ngurangin dosa orang,” katanya.
Ariel pun kini berbagi pengalaman tentang kesehatan mental. Ariel sudah bekerja di industri hiburan sejak duduk di kelas 5 SD, dan ia mulai mengalami body shaming.
Wanita 22 tahun itu pernah mengalami depresi, bahkan hingga mencoba bunuh diri sejak usianya masih 13 tahun.
Saat itu, tekanan bekerja di usia dini, menurutnya adalah salah satu faktor depresi. Ariel juga tak menutupi ia bahwa dirinya merupakan pengidap Borderline Personality Disorder (BPD), atau kepribadian ambang akut yang menyebabkan dirinya sulit berkegiatan dan menjalani hubungan dengan orang lain. Saat ini ia masih menjalani konsultasi dengan psikolog dan psikiater.