Genecela Dance Centre Gelar Pertunjukan Drama Tari Musical Vangeline & Her Dream
Drama mengisahkan seorang remaja yang sangat berbakat menari dan menyanyi (diperankan oleh Neala Vangeline) yang memiliki mimpi menjadi penari handal
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberagaman seni tari, seni tarik suara, seni acting, adalah suatu hal yang sangat menarik untuk dilirik, karena menjadi suatu kekayaan yang bila dipelajari dengan sungguh-sungguh akan bisa membuahkan karya-karya seni pertunjukan yang sangat indah.
Juga mampu memberikan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri dan bagi semua orang yang terlibat dan menontonnya.
Cerita dan pesan dalam cerita, dituangkan dalam suatu pagelaran seni pertunjukan.
Hal di atas ini yang mendasari Genecela Dance Centre ( GDC ), sebuah sekolah tari yang sudah berdiri sejak tahun 1996, yang didirikan oleh Yasinta Juwono Gaerlan, kembali mengadakan pagelaran tari di Gedung Kesenian Jakarta, Minggu (27/10/2019).
Menyanyi, akting dan menari, digarap menjadi satu kesatuan cerita yang berjudul Vengeline & her Dream.
Seni petunjukkan ini mengisahkan seorang anak remaja yang sangat berbakat menari dan menyanyi (diperankan oleh Neala Vangeline) yang memiliki mimpi menjadi penari yang handal.
Karena kuletan dan kegigihannya, akhirnya dari awal ketidak setujuan orang tuanya yang merasa bahwa sekolah adalah hal yang terpenting, akhirnya kedua orangtuanya mendukung dengan sepenuh hati untuk Vangeline mendalami ilmu menarinya juga, selain di sekolah Vangeline adalah seorang anak teladan.
Baca: Intip Aksi Jokowi dan Iriana Joget Tarian Seka saat Kunjungan di Kaimana Papua
Dalam pertunjukan ini Vangeline si anak berbakat mempertunjukkan bakatnya menari, antara lain ballet, Tap Dance, Hip Hop, Kontemporer dan juga bakat menyanyinya.
Pertunjukan tari ini selain memadukan menyanyi dan acting juga, disamping dengan dukungan tatanan lampu dan dekorasi panggung yang dibantu oleh Blitz Production, juga didukung dengan kostum-kostum penari yang sangat indah.
Penari-penari yang terlibat adalah dari usia 3 tahun sampai dewasa , laki-laki maupun perempuan, dari beberapa jenis-jenis tarian antara lain ballet klasik, Hip Hop, Tap Dance, K-Pop, Kontemporer, Tango Argentina, dan keseluruhan ceritanya ini memiliki pesan moral yang sangat positif untuk seluruh umat manusia.
Dari awalnya didirikan, GDC memiliki misi untuk selalu meningkatkan kualitas seni tari, memaksimalkan bakat anak di bidang seni gerak sebagai dasarnya, dengan mendidik anak-anak sejak usia balita sampai dewasa.
Harapannya ini akan menjadi bekal untuk menjadi penari profesional yang suatu hari nanti bisa go Internasional.
Baca: Demi Galang Suara untuk Kelestarian Laut, Hamish Daud Sengaja Pindah ke Jakarta
GDC juga memiliki misi menjadi motivator anak-anak Indonesia, sadar terhadap apa yang disukai dan bakatnya, dan juga ingin meningkatkan apresiasi masyarakat luas terhadap kesenian khususnya seni tari itu sendiri.
Pendiri GDC, Yasinta Juwono Gaerlan, menjelaskan, visi ke depan adalah akan terus meningkatkan kualias dari seni pertunjukan ini, terutama dari segi materi cerita dan dan kemampuan penari, yang semua ini tidak bisa lepas dari dukungan orang tua, para pemerhati kesenian dan juga pemerintah Indonesia.
Menurutnya, selain rutin melakukan kegiatan ini, GDC juga telah melakukan kerjasama dengan luar negeri dalam bentuk workshop, sebagai upaya agar kesenian dan kebudayaan tari baik modern maupun nuansa kolaborasi tradisi yang dimiliki Indonesia bisa merasuki kebudayaan dunia.
"Kesenian adalah sebuah kegiatan yang memberi nurani kepada manusia. Dengan berkesenian, manusia akan memiliki kesehatan pikiran, rohani dan jasmani, menghargai perbedaan, kebebasan berekspresi, dan persaingan yang sehat," kata Yasinta di Jakarta, Minggu (27/10/2019).
Dengan berkesenian, kata dia manusia dapat melatih bukan hanya kepekaan indera saja, tetapi juga motorik, pikiran dan nalar.
"Tanpa kesenian umat manusia niscaya akan menjalani kehidupan yang gersang," katanya.