Ramai Isu Pelaris di Bisnis Ruben Onsu, Ini Alasan Pesugihan Lekat dengan Orang Indonesia
Ahli melihat pesugihan masih eksis hingga sekarang lantaran ada pihak-pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari golongan masyarakat tertentu.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu, bisnis makanan Ruben Onsu, Geprek Bensu, dituding menggunakan pesugihan.
Tudingan tersebut dilontarkan lewat akun YouTube Hikmah Kehidupan yang mengunggah ulang video dan mengganti narasinya dari akun YouTube milik presenter Robby Purba.
Akibat dari kasus ini, suami dari Sarwendah ini kehilangan delapan orang pekerjanya yang mempercayai pemberitaan negatif tersebut.
Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum menilai pesugihan adalah fenomena yang biasa di tengah-tegah masyarakat yang berbudaya.
Menurutnya, pesugiahan merupakan golongan folklor sebagian lisan yang berkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat.
"Dilihat dari segi kaca mata budaya, pesugihan adalah hal yang biasa," ujar Bani kepada Tribunnews.com lewat pesan WhatsApp, Rabu (20/11/2019).
Baca:Polisi Dilarang Bergaya Hidup Hedon, Pengamat: Masyarakat Harus Senang soal Gagasan Idham Azis Ini
Lebih lanjut dikutip dari wikipedia.org, folklor merupakan serangkaian praktik yang menjadi sarana penyebaran berbagai tradisi budaya, sementara bidang studi yang mempelajari folklor disebut folkloristika.
Folklor meliputi legenda, musik, sejarah lisan, pepatah, lelucon, takhayul, dongeng, dan kebiasaan yang menjadi tradisi dalam suatu budaya, subkultur, atau kelompok.
Istilah filklor berasal dari bahasa Inggris, folklore, yang pertama kali dikemukakan oleh sejarawan Inggris William Thoms dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh London Journal pada tahun 1846.
Folklor berkaitan erat dengan mitologi.
Bani melanjutkan, kepercayaan akan pesugihan masih eksis hingga sekarang lantaran ada pihak-pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari golongan masyarakat tertentu .
"Karena ada agen-agen yang mengingkan hal seperti itu tetap ada dan berlanjut," lanjut Bani.
Ia menambahkan, agen dimaksud di sini bisa dukun, orang pintar, juru kunci, maupun orang penjual barang gaib.