Komentari Niat Menkes Terawan Jadikan Mak Erot Obyek Wisata Kesehatan, Tompi: Urusi BPJS Dulu
Tompi mengomentari niat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang ingin menggelorakan wisata bidang kesehatan.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis, Tompi mengomentari niat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang ingin menggelorakan wisata bidang kesehatan.
Apalagi, menteri mengendorse sejumlah teknik pengobatan seperti Mak Erot, tongkat ali juga purwaceng.
Tompi menganggap merek itu bisa diartikan berbeda oleh masyarakat luas.
Seperti diketahui, Mak Erot identik dengan teknik membesarkan alat vital.
"Karena kalau kita nggak tahu Mak Erot yang dimaksud itu yang mana, atau kalau Mak Erot itu yang dimaksud, wah..." ujar Tompi di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (25/11).
Menurut Tompi, konsep wisata kesehatan yang digaungkan belum saatnya diterapkan, setidaknya jika melihat kondisi saat ini.
Baca : Kabar Buruk Fadli Zon, Kritik Soal Ahok Dinilai 'Tampar' Prabowo, Begini Permintaan Pendukung Jokowi
Baca: Cerita Nenek Warni Antre Sejak Subuh Dapat Nomor 115, Fasilitas BPJS Rawat Jalan Pasca Operasi
Baca: Dalam Ratas Program Kesehatan Nasional, Jokowi Isyaratkan Larangan Impor untuk Bahan Baku Obat
Ia menilai, masih banyak masalah di bidang kesehatan lainnya yang perlu dibenahi.
"Kalau menurut saya kejauhan kalau di level atau kondisi kita sekarang, ngomongin wisatawan. (Ibaratnya ) kalau kita mau ngomongin pakai tas mewah, tar dulu kalau udah bisa pakai baju dan kolor yang bener," kata Tompi.
Tompi menberikan kritik itu bukan berarti menyalahkan program dari Menkes.
Baca: Selain Kerokan dan Mak Erot, Menkes Terawan Akan Jual Jamu untuk Turis Asing
Baca: Menkes Terawan Usul Kerokan Jadi Daya Tarik Turis Asing: Jangan Sepelekan Kerokan
Ia menyebut, ide serta cita-cita Menkes patut diapresiasi.
Hanya saja, ia menekankan, belum tepat jika program tersebut diterapkan di tengah berbagai persoalan kesehatan yang masih belum mampu diatasi.
"Itu ide baik. Tapi saya mengkritisi kalau ingin menjadikan kesehatan sebagai daya tarik wisata, itu kejauhan. Bukannya apatis atau pesimis. Tapi saya melihat masih jauh ke arah sana. Kalau selama biaya kesehatan masih tinggi, ya susah."
"Jadi itu, pemikirannya harus menyatu dengan persoalan-persoalan yang lain. (Contohnya) barang-barang medical kan masuk ke Indonesia masih dianggap barang mewah. Otomatis harganya jadi mahal."
Tompi kemudian menyoroti soal permasalahan BPJS Kesehatan yang hingga kini masih belum bisa diselesaikan.
Ia berharap, pemerintah melalui Kemenkes lebih dulu mengatasi masalah-masalah krusial seperti itu ketimbang menggaungkan program yang terlalu muluk.
"Jadi urusin BPJS dulu aja. BPJS beres baru deh ngomong wisata," tandas Tompi