Berbagai Kreator Progresif Hadir di Gelaran Wave of Tomorrow
Di tengah terpaan teknologi digital, industri seni turut dituntut untuk membawa perubahan. Namun hanya mereka
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah terpaan teknologi digital, industri seni turut dituntut untuk membawa perubahan. Namun hanya mereka yang konsisten dalam berprogres, yang mampu menciptakan sebuah transformasi. Para insan kreatif terpilih dengan karya futuristik kembali membawa transformasi untuk industri seni tanah air melalui gelaran Wave of Tomorrow. Festival seni berbasis teknologi dengan pertunjukan musik fantastis tersebut akan dihelat pada 20-29 Desember 2019 di The Tribrata, Dharmawangsa.
Saat ditemui pada acara talkshow menjelang Wave of Tomorrow 2019, perwakilan Level 7 selaku penyelenggara, menyampaikan bahwa Wave of Tomorrow yang kembali hadir untuk kedua kalinya akan semakin mengesankan dengan melibatkan Iebih banyak kreator.
“Wave of Tomorrow akan kembali melibatkan berbagai kreator progresif dengan karya-karya yang mampu menghadirkan sebuah pengalaman dan interaksi berbeda bagi para audiens. Pengalaman unik tersebut diciptakan agar para audiens dapat merasakan sebuah transformasi hasil dari perjalanan progresif para kreator yang telah dikurasi oleh figur profesional dan ahli di industri seni,” teranng Adrian Subono, President Commissioner Level 7 di hadapan awak media, pada Selasa (3/12/2019) yang berlangsung di Ecology Bistro Kemang, Jakarta.
Dalam menciptakan komposisi line up yang dinamis demi sebuah konsep festival yang berbeda, pihak Level 7 dibantu oleh art curator dan music curator. Mona Liem terlibat dalam Wave of Tomorrow sebagai Art Curator. Dengan pengalamannya di berbagai festival seni internasional, Mona dipercaya untuk mengurasi line up eksibisi seni di Wave of Tomorrow dan mempertajam konsep karya yang dihadirkan.
“Kami akan membawa sekitar 13 kreator dengan background dan disiplin ilmu yang berbeda. Sehingga dalam gelaran Wave of Tomorrow nanti akan ditemukan karya-karya instalasi seni interaktif dengan elemen multi-disiplin mulai dari 3D visual, mapping, lighting, augmented reality, bahkan robotic. Berbagai elemen tersebut akan menunjang konsep kreatif untuk menyampaikan berbagai pesan dari para kreator. Hal tersebut dapat memberikan sebuah pengalaman unik dan berbeda bagi para audiens. Pengalaman yang hanya bisa didapatkan dengan menikmati karya-karya yang ahead of its time di Wave of Tomorrow," turur Mona Liem.
Lebih lanjut Mona menjelaskan bahwa karya-karya yang dihadirkan di Wave of Tomorrow diharapkan dapat menjadi tren dari perkembangan seni di masa depan. Di mana dunia dan industri seni terus berkembang namun satu yang tetap adalah sikap progresif untuk selalu menciptakan karya. Mona memprediksi akan semakin banyak kreator bereksperimen dengan teknologi digital yang mampu berkomunikasi dengan audiens. Beberapa kreator di Wave of Tomorrow akan buktikan ha! tersebut, mereka di antaranya yaitu Sembilan Matahari, Rubi Roesli, Maika, Kinara Darma x Modulight, U Visual, Motionbeast, Notanlab, Farhanaz, serta baberapa artis internasional seperti Nonotak, dan Tundra.
"Dengan besarnya skala, dan nama-nama besar kreator yang akan memamerkan karyanya pada 20-29 Desember 2019, Wave of Tomorrow menjadi ajang Art & Tech Festival terbesar di indonesia," tegas Mona Liem.
Sembilan Matahari yang sebelumnya banyak bermain dengan visual mapping, akan hadir berbeda di Wave of Tomorrow menggunakan elemen kinetik dan robot. Adi Panuntun, CEO Sembilan Matahari, saat ditemui di acara talkshow Wave of Tomorrow 2019 mengungkapkan bahwa ia dan kolektifnya ingin menghadirkan karya yang Iebih interaktif. Format karya yang ia hadirkan nantinya akan merespons gema musik dan bergerak dengan selaras. Ini akan menjadi sebuah terobosan bagi Sembilan Matahari dan bukti dari konsistensi mereka dalam berprogres.
Akan ada banyak kejutan dan karya fenomenal yang bisa ditemui di Wave of Tomorrow. Selain karya para kreator berbakat tanah air, karya dari Nonotak, Tundra, dan Ouchh, turut disebutkan Mona Liem sebagai masterpiece. Nonotak akan bermain dengan sequence lighting pada sebuah Iorong panjang, Tundra kolektif asal Rusia akan menciptakan sebuah instalasi audiovisual dengan menggunakan rerumputan yang memenuhi Ianskap ruang, dan Ouchh akan menghadirkan sebuah kubus berskala besar dengan karya bertajuk Data Gate.
Lebih Ianjut guna mendukung kebutuhan kreator dalam menampilkan karyanya, tahun ini Wave of Tomorrow kembali didukung oleh Epson Indonesia sebagai "Official Projection Partner“ untuk Visual Projection para artist lokal maupun internasional. Dalam edisi Wave of Tomorrow kali ini, Epson mendukung sekaligus bekolaborasi dengan para artis agar karya yang mereka tampilkan dapat mencapai hasil yang maksimal, dengan teknologi 3LCD proyektor mampu menghasilkan warna yang Iebih cerah dan tajam sehingga mata pengunjung dimanjakan dengan warna-warna yang memukau.
Selain area eksibisi seni yang penuh dengan karya memukau, pada area musik para pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan fantastis baik dari musisi populer maupun emerging artists dengan karya yang unik. Beberapa di antaranya yaitu Kunto Aji, Daniua, Petra Sihombing, Eva Celia, Sunmatra, Dekadenz, Random Brothers, dll. Studiorama yang diwakili oleh Xandega, music curator Wave of Tomorrow, menyampaikan bahwa para musisi akan tampil di Wave of Tomorrow dengan set up‘spesial berbalut teknologi digitai untuk dapat memberikan pengalaman unik bagi audiens. Sehingga sajian musik yang dihadirkan dapat turut melengkapi gelaran Wave of Tomorrow yang Iebih dari sekedar festiva seni dan musik.
“Dengan berbagai sajian memukau dari para insan kreatif berbakat, Wave of Tomorrow berbeda dari festival seni dan musik lainnya. Sehingga bagi mereka yang ingin mencari inspirasi dan pengalaman baru, wajib untuk mengunjungi Wave of Tomorrow. Tiketnya sudah bisa diakses dengan harga Rp 100.000,per hari, atau all days access seharga Hp 500.000,-.
Untuk informasi Iebih lengkap, bisa mengunjungi waveoftomorrow.id,” tutup Adrian Subono, President Commissioner Level 7.