Dokter Forensik soal Lebam di Tubuh Lina dari Hasil Autopsi: Normal Terjadi pada Orang Meninggal
Dokter spesialis forensik RS Sartika Asih, dr Fahmi Arif menjelaskan ada pemahaman yang salah terkait lebam pada kasus ini.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Ifa Nabila
"Memar (yang) itu karena pecahnya pembuluh darah di bawah jaringan kulit yang biasanya disebabkan kekerasan."
"Dan pengaturannya berbeda antara lebam dan memar. Pada memar, memang ada darah keluar di bawah kulit sedangkan lebam darahnya berhenti di pembuluh darah," ujar Fahmi.
Biasanya, lebam tersebut akan muncul di sejumlah bagian tubuh seperti di sekitar wajah hingga dada.
Pada jenazah almarhum lina tersebut, tidak ditemukan memar karena kekerasan.
"Fakta itu diketahui setelah pemeriksaan di sistem patologis, yakni melihat apakah ada resapan darah atau darah yang keluar dari pembuluh darah di daerah jaringan kylit, ternyata itu tidak ada."
"Jadi lebam ini bukan memar, normal terjadi pada orang meninggal," ucap dia.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Saptono Erlangga juga mengungkap penyakit yang diderita almarhum Lina.
Sejumlah penyakit ternyata diderita oleh Lina diantaranya hipertensi, luka lambung, batu di saluran empedu hingga pembesaran pada organ jantung.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan hispoatologi, ditemukan adanya tungkak lambung, kemudian pada ginjal ditemukan gambaran penyakit hipertensi kronis," ungkap Erlangga seperti dilansir kanal Beepdo.
"Kemudian perbendungan pembuluh darah paru, tidak ditemukan adanya penyakit hati yang kronis, dan pembesaran sebagian otot jantung, tidak ditemukan tanda serangan jantung," lanjutnya.
Selain itu, berdasar pemeriksaan, tidak ditemukan adanya penyumbatan pembuluh darah serta tidak ditemukan zat racun di dalam tubuh almarhum Lina.
"Kemudian tidak ditemukan penyumbatan pembuluh darah jantung serta gambaran serangan jantung yang akut."
"Kemudian pada pemeriksaan toksikologi yang dilakukan oleh teman-teman dari laboratorium forensik tidak ditemukan adanya zat beracun pada sempel dari korban," ungkap Kabid Humas Polda Jabar.
Dengan itu, disimpulkan bahwa kematian Lina bukanlah karena adanya kekerasan maupun racun didalam tubuh, namun akibat penyakit.
"Penyakit hipertensi yang kronis, kemudan adanya tukak atau luka pada selaput lendir lambung, adanya batu empedu pada saluran empedu, kemudian adanya pembesaran hipertrofi pada organ jantung," ungkapnya.
Pengumuman tersebut sekaligus menjawab berita simpang-siur dan menjadi perbincangan publik selama ini.
(Tribunnews.com/Tio)