Hasil Autopsi Lina Mantan Istri Sule Tak Ditemukan Ada Zat Beracun, Murni Karena Berbagai Penyakit
Kepala bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kombes Pol Saptono Erlangga mengungkapkan dalam pemeriksaan penyebab kematian Lina.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Saptono Erlangga mengungkapkan dalam pemeriksaan penyebab kematian mantan istri Sule, Lina Jubaedah tidak ditemukan adanya zat beracun.
Hal tersebut disampaikan dalam kesempatan konferensi pers hasil autopsi Lina yang dilakukan di Mapolrestabes Bandung, Jumat (31/1/2020) sore, seperti yang dikutip dari laman YouTube KH Infotaiment.
Kombes Pol Saptono menjelaskan, temuan itu merupakan hasil dari tes racun yang ada di dalam tubuh Lina, atau toksikologi.
Tes itu dilakukan oleh pihak laboratorium forensik.
Sehingga dalam kesempatan itu, kematian Lina tidak dikarenakan ada racun dalam tubuh maupun tindak kekerasan.
Kombes Pol Saptono menjelaskan, Lina murni meninggal diakibatkan beberapa penyakit yang ditemukan selama proses autopsi.
"Kemudian pada pemeriksaan Toksikologi yang dilakukan oleh teman-teman dari laboratorium forensik, tidak ditemukan adanya zat beracun," terang Kombes Pol Saptono.
"Sebagai kesimpulan setelah dilakukan pemeriksaan, autopsi, dan laboratorium forensik, dapat dijelaskan kematian Saudari Lina Jubaedah bukan karena adanya kekerasan maupun racun di dalam tubuh."
"Akan tetapi akibat penyakit," tambahnya.
Kombes Pol Saptono mengatakan ada beberapa penyakit yang ditemukan berada di dalam tubuh Lina.
Yakni seperti hipertensi atau darah tinggi yang sudah kronis hingga ditemukannya luka pada selaput lendir lambung.
Tak hanya itu Lina juga diketahui ada batu empedu yand ditemukan pada saluran empedu.
Serta ditemukan pembesaran pada organ Jantung Lina.
Hal tersebut membuat laporan yang dibuat oleh anak pertama Sule dan Lina, Rizky Febian terkait tindak pidana pembunuhan dan atau pembunuhan berencana tidak terbukti.
Kombes Pol Saptono mengatakan peristiwa kematian Lina dinyatakan sebagai bukan tindak pidana.
"Yaitu adanya gambaran penyakit hipertensi yang kronis, kemudian adanya tungkak atau luka pada selaput lendir lambung," jelas Kombes Pol Saptono.
"Adanya batu empedu pada saluran empedu, serta adanya pembesaran pada organ jantung."
"Dari hasil penyelidik, penyidikan, dan alat bukti yang didapat berdasarkan laporan yang dibuat oleh Rizky Febian terhadap dugaan tindak pidana pembunuhan dan atau pembunuhan berencana tidak terbukti karena peristiwa tersebut bukan tindak pidana," imbuhnya.
Proses autopsi jenazah Lina dilakukan sebagai buntut dari laporan Rizky ke Polrestabes Bandung, Senin (6/1/2020).
Rizky mengungkapkan pihak keluarga hanya ingin mengetahui penyebab kematian ibu lima orang anak ini.
Ditemui di lain kesempatan, Suami Lina, Teddy Pardiyana mengungkapkan tidak menanyakan pada dokter yang menangani terakhir sang istri soal penyebab meninggal.
Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Hotman Paris Show, Rabu (29/1/2020).
Hotman Paris menanyakan soal penyebab kematian Lina.
"Bilangnya penyebab kematian tidak ada?," tanya Hotman.
Teddy saat itu langsung menjawab tidak mengetahui faktor yang menyebabkan sang istri tiada.
Kala itu, Teddy hanya mendapatkan surat jalan dan juga surat kematian.
Teddy juga mengatakan menggunakan ambulans dari pihak rumah sakit.
"Hanya surat jalan, pakai ambulans, sama surat kematian," terang Teddy.
Co-host Hotman Paris Show, Lolita kembali menyakan hal yang sama pada Teddy.
"Dari pihak Mas Teddy atau pihak keluarga tanya enggak sih sama dokter ini penyebabnya apa," ucap Lolita.
"Pasti penasaran pengin tahu dong."
"Walaupun sebelumnya memang punya riwayat asam lambungnya naik," imbuhnya.
Teddy mengungkapkan memang tidak bertanya pada dokter soal penyebab kematian Lina.
Meskipun saat itu terdapat putri kedua Sule dan Lina, Putri Delina.
Beberapa orang yang mengantarkan Lina ke rumah sakit tak ada yang bertanya pada dokter.
"Oh itu enggak tanya waktu itu," terang Teddy.
Dokter saat itu hanya menyampaikan apabila Lina telah tiada.
Lina saat berasa di rumah sakit sempat mendapatkan beberapa tindakan.
Yakni seperti pacu jantung dan melakukan pengecekan lainnya.
Namun, diceritakan Teddy memang saat itu Lina sudah tidak bernapas lagi.
Teddy menjelaskan dokter hanya menyampaikan perminataan maaf karena telah berusaha.
Kala itu Teddy berharap sang istri hanya tak sadarkan diri sementara waktu.
"Itu langsung dikasih pertolongan, terus didouble check sudah tidak ada napas," tutur Teddy.
"Kata dokter 'maaf Pak Teddy, kita sudah berusaha'."
"Saya bilang 'itu pingsan', karena emang kepancing emosi, saya berharap pingsan dan tidak terjadi apa-apa," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)