Kuasa Hukum Temukan Kejanggalan Kematian Anak Karen Idol: Jatuh dari Lantai 6, tapi Badan Masih Utuh
Kuasa hukum Karen Pooroe meminta dukungan ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) terkait meninggalnya Zefania Carina (6).
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kuasa hukum penyanyi Karen Pooroe atau Karen Idol, Wemmy Amanupunyo meminta dukungan ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) terkait meninggalnya Zefania Carina (6).
Hal itu karena kecurigaan atas kematian Zefania yang dianggap janggal.
Adapun Zefania Carina meninggal dunia karena jatuh dari balkon lantai enam apartemen ayahnya, Arya Satria Claproth, Sabtu (8/2/2020) malam.
Wemmy mencurigai meninggalnya Zefania bukan karena jatuh dari balkon apartemen melainkan disebabkan hal lain.
Ia menyebut kondisi Zefania tak tampak seperti seorang anak yang meninggal karena jatuh dari lantai enam.
"Anak ini memang dinyatakan jatuh dari apartemen."
"Tapi indikasi yang kita lihat di tubuh korban sama sekali tidak menggambarkan seorang anak bisa jatuh dari lantai enam dengan kondisi badan masih utuh," ucap Wemmy, dikutip Kompas.com.
Lebih lanjut, Wemmy menyampaikan permintaannya ke Komnas PA untuk mengusut kematian putri Karen Poore.
"Enggak masuk diakal. Jadi mungkin Komnas PA bisa bicara dari sisi Undang Undang Anak, kan, seperti itu," ungkapnya.
Arya Claproth Akui Ada di Kamar Apartemen Pakai Headset
Sementara itu, Kapolsek Cilandak Martson Marbun menyampaikan, Arya Satria Claproth tengah berada di apartemen yang merupakan tempat meninggalnya sang anak Zefania.
Marbun menyebut Arya mengaku sedang bekerja di kamar apartemen.
Tak hanya itu, Arya juga menggunakan headset saat di kamar.
Saat ini, Marbun menyatakan pihaknya masih dalam proses penyelidikan.
"Iya (menggunakan headset), itu pengakuan dia (Arya). Iya (sedang bekerja di kamar apartemen)."
"Makanya kita lakukan penyelidikan lebih dalam," kata Marbun.
Ia mengatakan kematian putri Karen Pooroe kemungkinan karena kelalaian dari Arya.
"Bisa aja (kelalaian) atau gimana, nanti tergantung Polres lah bikin pasalnya gimana," ucapnya.
Lebih lanjut, Marbun menegaskan Arya nantinya akan dimintai keterangan lebih lanjut.
Karen Pooroe Berharap Kematian sang Anak Hanya Mimpi Buruk
Karen masih berharap kematian putrinya ini hanya mimpi buruk baginya.
"Masih syok, saya masih cubit diri saya sendiri bahwa ini mimpi atau enggak," ungkap Karen, dilansir kanal YouTube Beepdo, Senin (10/2/2020).
"Saya berharap ini mimpi buruk," tambahnya.
Sementara itu, Karen menyatakan, akan mencari tahu yang sebenarnya terjadi atas kematian sang anak.
"Kronologinya pun sampai hari ini saya tidak tahu."
"Itu yang harus teman-teman ketahui, kronologi anak saya meninggal jam berapa, siapa yang menemukan dia, siapa yang membawa dia ke rumah sakit, prosesnya bagaimana," paparnya.
Karen pun mempertanyakan kenapa dirinya baru diberitahu putrinya meninggal keesokan harinya.
"Kenapa saya baru diberitahukan, anak saya meninggal malam hari, saya diberi tahu pukul 11.00 WIB itu pun yang memberi tahu polisi," ujar Karen.
Lebih lanjut, Karen mengungkap perasaannya sebagai seorang ibu yang kehilangan buah hatinya.
"Kalau mereka punya hati dari keluarga bapaknya Zefania. Saya ini ibunya. Saya berhak tahu apapun keadaan anak saya," ungkap Karen Pooroe.
Selain itu, Karen menceritakan kejadian pada malam hari itu di saat putrinya akan dipanggil Yang Kuasa.
"Malam itu pukul 01.10 WIB saya punya bukti di handphone saya."
"Saya sudah tiga hari nggak bisa tidur, saya WhatsApp Arya bilang, Arya plis kalau kamu masih punya hati nggak sih sudah tiga bulan saya nggak berbicara dengan anak saya," terang Karen.
"Tolong besok telepon saya mau bicara dengan Zefania Carina, mau liat mukanya, saya rindu loh."
"Tolong dong kamu punya hati biarkan saya bicara dengan anak saya," kata Karen.
Karen mengungkapkan di malam itu dirinya tidak bisa tidur karena hujan besar yang mengingatkannya kepada putrinya.
"Anak saya takut petir, setiap kali ada petir saya terasa tertusuk perasaan saya sangat tidak enak," ungkapnya.
Sehingga, Karen menyebut pada pukul 11.00 WIB keesokan harinya baru mengetahui sang anak sudah berada di rumah sakit.
"Jam 11 pagi, saya baru tahu anak saya baru ada di RS Fatmawati," papar Karen
"Setelah saya tidak bertemu anak saya, saya langsung harus memeluk anak saya."
"Anak saya dikembalikan ke pangkuan saya dengan keadaan tidak bernyawa," sambungnya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) (Kompas.com/Baharudin Al Farisi)