Wabah COVID-19 Peluang Indonesia Tingkatkan Obat Modern Asli Indonesia
Penyakit novel virus corona (COVID-19) yang mewabah di China berdampak pada sektor farmasi di Indonesia.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Penyakit novel virus corona (COVID-19) yang mewabah di China berdampak pada sektor farmasi di Indonesia.
Saat ini karena wabah COVID-19 produksi bahan baku farmasi di China harus terhenti padahal 60 persen bahan baku farmasi Indonesia berasal dari China.
Namun menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto keadaan ini justru menjadi peluang untuk meningkatkan produksi obat dalam negeri.
“Adanya corona jadi peluang membuat kita berjuang memperkuat diri dengan menggunakan bahan baku asli dalam negeri,” kata Terawan saat mengunjungi Dexa Site Cikarang, Jawa Barat, Jumat (21/2/2020).
Baca: Kesiapan Fasilitas KRI Dr. Soeharso Untuk Evakuasi WNI di Jepang
Baca: Sebelum Tahu Ashraf Meninggal dan Berusaha Membangunkan, BCL: Kamu Tidurnya Nyenyak Banget Sih
Baca: BCL Singgung Profesi Aktor dan Adegan Kematian yang Menjadi Nyata, Baim Wong Pahami Traumanya
Dengan memanfaatkan potensi dalam negeri untuk bahan baku dan produski obat menurut Terawan ini sebagai langkah mencapai target mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat dan alat kesehatan.
Lalu untuk mendorong industri farmasi dalam mengembangkan program Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) Kementerian Kesehatan akan melakukan percepatan dengan mendorong investasi bahan baku, produk obat, serta alat kesehatan.
Baca: Kesan Teuku Wisnu Terhadap Ashraf Sinclair Setelah Bertemu Seorang Ustaz di Tahlilan
“Kita langsung dorong percepatan bahan baku OMAI sehingga bisa menolong perkembangan OMAI,” tutur Terawan.
Perusahaan farmasi Dexa Group pun telah memanfaatkan peluang ini dengan riset penemuan dan hilirisasi produk.
Executive Director of Dexa Dr. Raymond Tjandrawinata mencontohkan salah satu produk OMAI Dexa Group adalah inlacin untuk obat diabetes.
Bahan-bahan yang digunakan adalah bungur dan kayu manis yang bahan bakunya diperoleh dari petani di daerah Gunung Kerinci di Jambi.
“Produk ini telah teruji klinis dan memiliki efikasi yang sama dengan Obat diabetes berbahan baku kimia seperti Metformin. Produk ini juga telah diekspor ke Kamboja dan Filipina," ucap Raymond.
Ada juga obat redacid berbahan baku kayu manis yang bermanfaat untuk mengatasi gangguan Iambung.
Kemudian obat disolf berbahan baku cacing tanah yang bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah.
Terakhir ada obat stimuno yang merupakan produk imunomodulator atau peningkat imun berbahan baku meniran.