"Artinya baru 9 tahun baru bisa masuk di dunia industri," ujarnya setelah penayangan film perdana, Selasa (3/3/2020).

Jeihan Angga mengungkapkan industri film Indonesia terbuka bagi siapa saja yang mau.

"Artinya semua film maker bisa masuk ke industri, asal mau dan punya keberanian," lanjutnya.

Baca: Film Mariposa Bikin Sayembara TikTok Challenge, Hadiahnya Rp 1 Miliar

Kenekatan pun menjadi pegangan Jeihan Angga dalam menggarap film berdurasi 95 menit ini.

"Saya nekat aja, modal nekat, pertama kali ketemu mas Hanung Bramantyo di tahun 2015 di film Ning Kene Aku Ngenteni Kowe saya cukup ragu, apakah Hanung Bramantyo juga mengalami perjalanan berkarya secara independen," ungkapnya.

"Melihat beliau proses beliau sampai sekarang, beliau itu sebenarnya independen, studio gede yang membesarkan nama beliau," lanjutnya.

Tak ayal, proses penggarapan film ini disebut Jeihan Angga penuh 'berantem' atau pertentangan pendapat.

"Prosesnya pasti berantem, orang nekat ya nekat aja, kalau cukup tepat ya kenapa tidak untuk diperjuangin," ungkapnya.

Bahkan, Jeihan Angga tak lagi memikirkan untung dalam pembuatan film.

Ia hanya ingin film yang digarap jadi seperti keinginannya.

"Dapet nggak dapet duit ini film harus jadi seperti yang saya pengen," ungkapnya.

Baca: Film Petualangan Anak Buku Harianku Tayang Mulai 12 Maret 2020

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)