Di Balik Konser Amal dari Rumah Didi Kempot, Berawal dari Kekhawatiran dan Niat Menghibur Penggemar
Konser Amal dari Rumah menjadi konser terakhir Didi Kempot sebelum menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa (5/5/2020).
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Konser Amal dari Rumah menjadi konser terakhir Didi Kempot sebelum menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa (5/5/2020).
Diketahui, Konser Amal dari Rumah bersama Didi Kempot tersebut berhasil mengumpulkan total donasi hingga mencapai Rp 7,6 miliar.
Konser tersebut disiarkan secara langsung oleh Kompas TV pada Sabtu (11/4/2020).
Kepada Tribunnews.com, Blontank Poer, yang merupakan sahabat dekat Didi Kempot menceritakan awal mula tercetusnya ide konser tersebut.
Blontank Poer mengatakan, dirinya juga turut menginisiasi Konser Amal daru Rumah tersebut.
"Kebetulan kalau konser yang di Kompas TV itu, saya justru yang mengonsep acara itu," kata Blontank Poer melalui sambungan telepon kepada Tribunnews.com, Rabu (6/5/2020).
Mulanya, Blontank melihat video yang diunggah Didi Kempot di Instagram dengan backsound lagu Ora Iso Mulih, Kamis (2/4/2020).
"Saya dengerin itu kok syairnya enak, kontekstual lah dengan situasi sekarang orang nggak bisa mudik karena corona," ungkap Blontank Poer.
Dari situ terbesit dipikiran Blontank Poer untuk membuat kampanye soal tidak boleh mudik.
Baca: Saat Tahlil Malam Pertama Meninggalnya Didi Kempot, Sang Asisten Ingat Pesan Terakhir Sang Maestro
Kemudian pada Jumat (3/4/2020) sore, Blontank mengajak Didi Kempot untuk bertemu dan ngobrol soal larangan mudik.
"Ternyata Mas Didi punya perasaan yang sama, dia ngeri lihat potensi dampak kalau jutaan orang mudik dimana Jakarta itu zona merah, itu Mas Didi mikir ke situ," ungkap Blontank Poer.
Blontank juga menyebutkan, saat itu Didi Kempot juga tengah menyiapkan video klip lagu Ojo Mudik.
Dalam video klip tersebut, menurut Blontank Poer, Didi Kempot akan melibatkan tenaga medis, masyarakat, Pegawai Negeri Sipil, TNI dan Polri.
"Itu akhirnya saya ngobrol itu jadi ya nyambung karena Mas Didi juga punya perasaan yang sama."
"Kemudian waktu itu, ada survei dari Kementerian Perhubungan 7 persen orang tetap nekat mudik, kata Mas Didi ini kan gila, orang masih nekat," ungkap Blontank Poer.
Dari situ, Blontank Poer dan Didi Kempot sepakat harus ada pihak selain pemerintah yang ikut mengampanyekan dan mengajak semua orang untuk tidak mudik.
Baca: 30 Tahun Berjuang untuk Musik Campursari, Didi Kempot Temukan Panggung di Era Digital
Baca: Didi Kempot Dikenal sebagai Seorang Muslim yang Dermawan, Bangun Masjid untuk Istri
Blontank Poer mengungkapkan, mulanya konser tersebut hanya akan diselenggarakan secara streaming di YouTube.
"Mas Didi juga nggak masalah, mumpung kita juga nggak ada acara, terus kita juga pengen ketemu dengan fans Mas Didi."
"Selain itu, daripada situasi tegang kayak gini, orang ter-teror dengan dampak ekonomi akibat corona."
"Terus yaitu, yuk siapa tahu dengan nyanyi streamingan itu bisa membuat adem banyak orang, menghibur penggemarnya lah," papar Blontank Poer.
Kemudian pada Jumat (3/4/2020) petang, Blontank Poer menawarkan ide itu ke Kompas TV, dan ternyata Kompas TV menyetujui.
Menurut Blontank Poer, awalnya mereka mengira konser tersebut hanya diselenggarakan selama satu setengah jam.
Namun setelah dibicarakan oleh pihak-pihak terkait, konser tersebut diselenggarakan selama tiga jam, mulai pukul 19.00-22.00 WIB.
Baca: Sosok Didi Kempot di Mata Sahabatnya: Kepribadian Khas Orang Jalanan, Empati dan Solidaritas Kuat
"Ternyata ini banyak pihak ketemu, pihak saya, pihak Mas Didi terus kemudian juga Kompas TV melihat situasi kayak apa, jadi nggak ada yang menduga sih prosesnya secepat itu," jelasnya.
Menurutnya, konser itu hanya dirancang dengan semangat, tanpa mengeluarkan biaya.
"Dan ketika itu dampaknya luar biasa semacam itu, disambut publik diapresiasi banyak orang sebagai konser yang spektakuler, itu cukup membuat Mas Didi happy banget," ungkap Blontank Poer.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)