Meninggalnya Adi Kurdi Didengar Sang Sahabat Dari Novia Kolopaking
Kabar meninggalnya aktor keluarga Cemara Adi Kurdi sampai ke telinga sang sahabat, Harry Tjahyono. Kabar dibawa oleh Novia Kolopaking.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Anita K Wardhani
Sekitar tahun 1970, Adi Kurdi mulai bergabung dengan Bengkel Teater pimpinan dramawan kenamaan W. S. Rendra.
Kepiawaian Adi berteater sempat dipercaya oleh Rendra sebagai pemeran utama dalam pementasan teater Kisah Perjuangan Suku Naga yang terkenal.
Di jagat teater Indonesia, nama Adi Kurdi bisa jadi jaminan sukses bagi sebuah pementasan.
Meski ia sudah banyak berkecimpung di dunia layar lebar, Adi tetap dipandang sebagai salah satu pemain pentas yang berkarakter. Boleh jadi, karena bakat akting di atas panggung itulah yang menjadikan nama Adi Kurdi jadi pembicaraan di kalangan sineas Indonesia kala itu.
Penampilan Adi di layar lebar mulai menarik perhatian orang semenjak ia membintangi film Gadis Penakluk pada tahun 1980.
Pada film itu, nama Adi Kurdi masuk dalam nominasi Festival Film Indonesia (FFI) pada tahun 1981. Pada tahun 1981, namanya kembali diperhitungkan atas perannya di film Putri Seorang Jendral karya sutradara besar Wim Umboh, meski ia hanya berperan sedikit saja.
Redupnya dunia perfilman nasional, tampaknya tidak menguburkan nama Adi Kurdi. Alumnus School of Art, Theater Program New York University ini juga turut mewarnai dunia sinetron Indonesia dengan berperan di berbagai judul sinetron.
Adi Kurdi menikah dengan Bernadetta Siti Restyratuti di Gereja Albertus di Jetis, Yogyakarta dan dikaruniai seorang anak perempuan bernama Maria Advena Victoria. Isteri Adi Kurdi adalah adik W. S. Rendra.