Ramai Kasus George Floyd, BTS Dukung #BlackLiveMatters: Kita Semua Punya Hak untuk Dihormati
BTS memberikan dukungan terkait #BlackLiveMatters ditengah ramainya kasus George Floyd.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Acara ini menghadirkan seniman-seniman kulit hitam yang tanpa gentar menentang penindasan kulit hitam.
Selain itu, program ini juga berfungsi menghubungkan kesenian, budaya, dan politik.
"Melalui ekspresi dan keterlibatan artstik, kami akan memberdayakan komunitas kami, mengubah pandangan, dan menginspirasi realitas baru," terangnya.
Kemudian ada program Black Futures Month, yang diadakan setiap tahun di Februari, bersamaan dengan Black History Month.
Layaknya Arts+Culture, Black Futures Month juga mengundang artis-artis kulit hitam ternama.
Situs web Black Lives Matter mencantumkan perayaan Black Futures Month terakhir kali diadakan pada Februari 2019.
Tidak ada keterangan apakah perhelatan 2020 diselenggarakan atau tidak.
Sebelum demo George Floyd, BLM sudah melakukan beragam aksi unjuk rasa lainnya.
Pada 2014 mereka memprotes kasus kematian sejumlah warga Afrika-Amerika di tangan polisi.
Para korban antara lain, Dontre Hamilton, Eric Garner, John Crawford III, Michael Brown, Ezell Ford, Laquan McDonald, Akai Gurley, Tamir Rice, Antonio Martin, Jerame Reid, dan lain-lainnya.
Rata-rata para korban tewas setelah ditembak mati oleh polisi.
Kemudian pada 2015 aksi unjuk rasa BLM juga berlanjut, menuntut keadilan atas rekan-rekan Afrika-Amerika yang tewas di tangan polisi.
Para korban di antaranya Charley Leundeu Keunang, Tony Robinson, Anthony Hill, Meagan Hockaday, Eric Harris, Walter Scott, hingga Jamar Clark.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demo George Floyd Bertajuk Black Lives Matter, Apa Artinya?"
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.