Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Ungkapan Bahagia Joko Anwar dan Chand Parwez Lihat Penonton Streaming Film Bajakan Turun Drastis

Jumlah penonton online dari situs film bajakan mengalami penurunan sebesar 55 persen dalam 10 bulan terakhir.

Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Willem Jonata
zoom-in Ungkapan Bahagia Joko Anwar dan Chand Parwez Lihat Penonton Streaming Film Bajakan Turun Drastis
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Sutradara Joko Anwar berpose untuk difoto pada acara malam nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2019, di Jakarta, Selasa (12/11/2019). Sejumlah film dan aktor yang masuk nominasi akan memperebutkan piala citra FFI yang akan digelar pada 12 Desember 2019 mendatang. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Joko Anwar dan Chand Parwez mengungkapkan rasa bahagianya.

Sebab, angka atau jumlah penonton online dari situs film bajakan mengalami penurunan sebesar 55 persen dalam 10 bulan terakhir.

Hal tersebut berdasarkan riset terbaru yanng dilakukan oleh YouGov atas prakarsa Asia Video Industry Association’s Coalition Against Piracy (CAP).

Penurunan yang signifikan di tingkat konten bajakan yang diidentifikasi oleh survei YouGov ini didukung oleh analisis data lalu lintas Indonesia yang dilakukan oleh Koalisi Anti-Pembajakan (CAP) AVIA, yang melihat jangkauan keseluruhan ke web streaming bajakan menurun 68% antara Agustus 2019 dan Juni 2020.

Penyebab dari turunnya menonton di situs bajakan diantaranya adalah pemblokiran kelompok indoXXI dan 2.300 situs streaming film bajakan lainnya yang dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO), bekerja bersama dengan Video Coalition of Indonesia (VCI).

Baca: Joko Anwar Sindir Penonton Film Bajakan

Joko Anwar, sutradara film Gundala dan Pengabdi Setan mengatakan upaya pemerintah dalam menghentikan pembajakan mulai membuahkan hasil.

Berita Rekomendasi

"Industri kreatif selalu menjadi korban pembajakan online. Upaya Pemerintah untuk memberantas pembajakan online, merupakan hal terpuji dan memberi semangat. Kami selalu berusaha untuk melawan secara individu dan gagal tetapi dengan upaya bersama oleh seluruh industri akhirnya membuahkan hasil," ujar Joko Anwar dalam siaran pers kepada Tribunnews.com, Jumat (17/7/2020).

"Saya merasa sangat termotivasi untuk mengatasi masalah ini dengan melangkah maju dan mendorong orang lain di industri ini agar bergabung dengan Video Coalition of Indonesia untuk menyelesaikan masalah ini bersama. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada KOMINFO, CAP dan berbagai entitas dalam upaya mereka untuk memerangi musuh bebuyutan kita ini," lanjutnya.

Baca: Sudah Kantongi Izin Syuting, Joko Anwar Lakukan Rapid Test Berulang Kali untuk Kru dan Artis Pemeran

Hal senada juga disampaikan oleh Produser Starvision Chand Parwez, yang juga Ketua Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI). Ia mengapresiasi kinerja pemerintah yang menutup akses situs nonton online bajakan.

"Kami terdorong dan terinspirasi oleh perhatian yang begitu besar dari KOMINFO dalam memerangi pembajakan. Upaya mereka telah mendorong penutupan salah satu situs pembajakan paling terkenal di Indonesia dan kami akan terus mendukung KOMINFO dalam upaya untuk melindungi orang Indonesia dari paparan kegiatan ilegal sekaligus melindungi hak-hak pembuat konten," terangnya.

Neil Gane, Manajer Umum Coalition Against Piracy (CAP) AVIA mengatakan menonton film secara bajakan sama saja dengan mendanai tindak kejahatan.

“Kami memuji KOMINFO atas upaya berkelanjutan mereka dalam mengganggu jaringan situs web pembajakan yang sedang diuangkan oleh sindikat kejahatan. Konsumen yang mengakses situs streaming bajakan atau membeli ISD tidak hanya mendanai kelompok kejahatan, tetapi juga membuang waktu dan uang mereka ketika saluran dan situs web berhenti bekerja. Layanan pembajakan tidak memiliki 'jaminan layanan', tidak peduli apa yang penjual ISD atau operator situs web," jelasnya.

Kerugian finansial yang diakibatkan oleh pembajakan online terhadap industri kreatif Indonesia tidak terbantahkan lagi. Hal ini juga mendorong bahwa kerugian yang terjadi pada konsumen Indonesia sendiri, karena hubungan antara konten bajakan dan malware, juga mulai dipahami dan langkah-langkah pencegahan mulai dilakukan.

Dalam survei YouGov baru-baru ini ketika ditanya tentang konsekuensi negatif pembajakan online, konsumen menempatkan pendanaan kelompok kejahatan, kehilangan pekerjaan di industri kreatif dan risiko malware sebagai tiga kekhawatiran utama mereka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas