Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

5 Buku Sapardi Djoko Damono Paling Populer, Hujan Bulan Juni hingga Yang Fana Adalah Waktu

Kumpulan Puisi Cinta Karya Sapardi Djoko Damono Paling Romantis dan Menyentuh Hati dilengkapi dengan lima buku paling populer versi Gramedia

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in 5 Buku Sapardi Djoko Damono Paling Populer, Hujan Bulan Juni hingga Yang Fana Adalah Waktu
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pujangga Sapardi Djoko Damono ikut berpartisipasi dalam Konser Gitaris Indonesia Peduli Negeri Musik dan Syair Solidaritas, di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (11/10/2018). Lebih dari 60 gitaris Indonesia, musisi dan seniman ikut berpatisipasi dalam konser yang diadakan untuk mengumpulkan donasi bagi korban gempa di Sulawesi Tengah dan Lombok. Selain musik serta puisi, dalam acara tersebut juga diadakan lelang gitar, donasi puisi, serta workshop pembuatan tempe yang juga ditujukan untuk donasi. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Puisi ini dapat menggambarkan seolah alasan Sapardi masih menulis meski diusianya yang senja.

3. Hanya

“Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kaulihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sana

hanya desir angin yang kaurasa
dan tak pernah kaulihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmu

hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kaulihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu”

4. Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta

“mencintai angin
harus menjadi siut
mencintai air
harus menjadi ricik
mencintai gunung
harus menjadi terjal
mencintai api
harus menjadi jilat

BERITA TERKAIT

mencintai cakrawala
harus menebas jarak

mencintai-Mu
harus menjelma aku”

5. Menjenguk Wajah di Kolam

“Jangan kauulang lagi
menjenguk
wajah yang merasa
sia-sia, yang putih
yang pasi
itu.

Jangan sekali-
kali membayangkan
Wajahmu sebagai
rembulan.

Ingat,
jangan sekali-
kali. Jangan.

Baik, Tuan.”

6. Yang Fana Adalah Waktu

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik,
merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?"
tanyamu.
Kita abadi

7. Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu

(Tribunnews.com/Fajar) (Gramedia.com/Meutia Ersa Anindita)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas