Tessa Kaunang Tertipu, Beli Sepeda Brompton, Uang Rp 23 Juta Melayang, Barang Tak Diterima
Bintang sinetron Tessa Kaunang (43) menyanbangi Polres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (28/7/2020) petang. Ada apa?
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bintang sinetron Tessa Kaunang (43) menyanbangi Polres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (28/7/2020) petang. Ada apa?
Didampingi sang adik bernama Genesy Kaunang, Tessa Kaunang membuat laporan polisi terkait dugaan penipuan yang diduga dilakukan oleh toko sepeda online.
Laporan polisi Tessa diterima petugas dengan nomor LP/1418/VII/2020/RJS.
Usai membuat laporan, ia bertemu awak media dan mengaku menerima tindak pidana dugaan penipuan.
"Jadi kehadiran saya kesini membuat laporan polisi soal penipuan. Saya kena tipu beli sepeda brompton di toko sepeda TRB Bike yang ada di ecommerce Bukalapak," kata Tessa Kaunang, Selasa malam.
Tessa menjelaskan kronologi dirinya menerima dugaan penipuan dari toko sepeda tersebut.
Baca: Sang Bunda 5 Kali ke Rumah Sakit Sebelum Meninggal, Keluarga Menuding karena Pikirkan Sandy Tumiwa
Baca: Punya Pacar Baru, Tessa Kaunang Belum Mau Menikah Lagi
Baca: Honor Belum Dibayar, Tessa Kaunang Andalkan Tabungan Selama Wabah Virus Corona
Mulanya, janda dua anak itu ingin membeli sepeda Brompton di toko TRB Bike yang ada di ecommerce tersebut, pada Minggu (26/7/2020).
"Karena lagi musim sepeda jadi saya belanja sepeda brompton ceritanya. Harganya itu sebenarnya Rp 57 juta sekian, tapi saya dapat diskon 60 persen jadi harganya Rp 23 juta," ucapnya.
Karena mendapatkan diskon besar dan sepeda brompton berwarna ungu sangat disukainya, janda Sandy Tumiwa itu pun tak pikir panjang membeli sepeda brompton tersebut secara online.
"Akhirnya saya transaksi dan prosedur yang saya lakukan sesuai, yaitu transfer ke virtual account yang keluar dari tempat belanja itu," ungkapnya.
Baca: Jajal Sepeda Buatan Bogor, Menperin: Lebih Baik dari Brompton
Baca: Ingin Ikut Trend Sepeda, Raffi Ahmad Terkejut Tahu Harga Brompton, Nagita: Udah Jangan Mahal-mahal
"Satu jam kemudian ada yang telepon saya dan bilang, 'kami dari belanja online tersebut. Karena ibu mendapat diskon 60 persen jadi ibu harus mengaktivasi vocher diskon' gitu," tambahnya.
Wanita bernama lengkap Thessalonica Indria Roxana Aryani Anes Kaunang itu mengaku diberikan link oleh oknum penipu tersebut, yang kemudian diminta memasukan OTP.
"Saya ini memang bisa dibilang gaptek. Baru pertama kali belanja online di tempat ini. Saya pas masukin kode OTP langsung sesuai prosedur. Habis itu orangnya sempet telpon lagi, 'ibu jangan dibuka websitenya masih diaktivasi kode diskon'. Saya ikuti. Habis itu tidak ada kabar lagi," jelasnya.
Namun, tiba-tiba di akun eccomercenya muncul notifikasi kalau pembelian sepeda brompton seharga Rp 23 Juta itu sudah selesai, atau tertera Tesaa sudah menerima pengiriman barang pesanan sepeda tersebut.
"Ya saya kaget ya. Barang aja belum dikirim tapi saya sudah menrima," katanya.
Bagi Tessa Kaunang, uang sebesar Rp 23 juta sangat besar baginya sehingga ia ingin uangnya kembali agar bisa beli sepeda yang lain lagi.
"Karena nyari uang kan susah ya. Saya cari uang pun tidak dengan halusinasi atau gimana. Makanya, karena pengin uang saya balik, saya lapor ke polisi," ujar Tessa Kaunang.
Tentang Brompton, Sepeda Ngehits yang Harganya Selangit
Ditawarkan dengan harga selangit namun sepeda Brompton tetap diburu dan ngehits di kalangan goweser atau pesepeda.
Ddibanderol dengan harga yang terbilang fantastis. Mulai dari Rp 35 juta hingga ratusan juta rupiah, bagaimana kisah sepeda brompton ini bermula? Simak sejarahnya.
Brompton dirancang pertama kali pada 1975 oleh Andrew Ritchie, di South Kensington, London,
Inggris.
Bermula dari kesulitan Ritchie memasukkan sepeda konvensional ke apartemennya sehingga ia
ingin menciptakan sepeda yang ringkas dan bisa dilipat.
Nama Brompton dipilih karena apartemen Andrew menghadap ke Brompton Oratory di South
Kensington, London.
Pada 1981, sepeda lipat ini pertama kali diproduksi di Kota Brentford, Inggris dan terciptalah sepeda ukuran 28x60x60 cm atau 3,56 kaki kubik setelah dilipat.
Pada 1995, sepeda ini mendapatkan ‘Royal Recognition’ yang merupakan penghargaan dari Ratu Inggris.
Penghargaan ini melambungkan nama sepeda Brompton hingga 2006, saat itu laga pacu Brompton
World Championship diadakan pertama kali di Barcelona, Spanyol.
Brompton menemukan desain terbaiknya dan menjadi merk global pada 2011 lalu.
Brompton juga memproduksi sepeda lipat listrik. Bobot baterai (2,9kg) terpisah dengan sepeda listrik (13,7kg) sehingga
mudah dibawa, bahkan ditenteng sekalipun.
Kelebihan di Balik Harga Fantastis
Apa sih kelebihan sepeda Brompton? Berikut rangkuman Tribunnews.com dari para goweser.
1. Ringan, portable, namun memakai bahan yang kuat. Kemudahannya dapat dibawa saat bepergian
jauh menggunakan pesawat, mobil, atau transportasi lain.
2. Walau terkesan mahal, sebenarnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli Brompton jauh lebih
murah dibandingkan dengan biaya transportasi harian menggunakan transportasi lain atau alat gym,
menurut klaim perusahaan ini.
3. Keunggulan lain, sepeda Brompton didesain agar pengendara bisa aman saat menggunakan di jalan
raya.
4. Memiliki sepeda Brompton dapat menaikkan gengsi pemilik, alasannya karena harga relatif tinggi dan
komunitas-komunitasnya adalah para eksekutif. Terlebih karena Brompton adalah rajanya sepeda lipat.
Harga Selangit Tak Masalah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.