Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Luncurkan 8 Serial Film Tentang Pandemi Covid-19, Denny JA Ingin Merekam dan Mencari Hikmahnya

Denny JA menyebut, bahwa serial film ini dimaksudkan untuk merekam sejarah pandemik dengan skala tak terjadi 100 tahun sekali. 

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Luncurkan 8 Serial Film Tentang Pandemi Covid-19, Denny JA Ingin Merekam dan Mencari Hikmahnya
dok pribadi
Denny JA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Denny JA Luncurkan delapan Serial Film Era Virus Corona (Covid-19) dengan Artis Papan Atas.

Denny JA menyebut, bahwa serial film ini dimaksudkan untuk merekam sejarah pandemik dengan skala tak terjadi 100 tahun sekali. 

Selain itu, ia mengatakan, dari serial film itu bisa diambil hikmah dari terjadinya peristiwa pandemi ini.

“Drama manusia, jeritannya, harapannya, paling mencolok kita saksikan justru di era bencana besar. Pandemik dengan skala seperti ini tak terjadi 100 tahun sekali. Saya ingin merekamnya. Mencari hikmah dari derita" kata Denny JA dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/11/2020).

Serial 8 film yang diluncurkan di akhir November 2020 ini berdurasi sekitar 20 menit setiap episode.

Serial film itu ia luncurkan di media sosial, akun Youtubenya yakni Karya Terpilih Denny JA

"Melalui Youtube, karya kita mudah diakses siapa saja, dimana saja, kapan saja," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Bahkan, 8 serial film Denny JA ini dibintangi artis dan aktor nasional papan atas. 

Antara lain: Christine Hakim, Reza Rahadian, Ine Febriyanti, Ruth Marini, Ray Sahetapy, Marini, Agus Kuncoro dan Lukman Sardi.

Delapan film itu memvisualkan 8 cerpen esai yang ditulis Denny JA sendiri. 

Baca juga: LSI Denny JA: Publik Kini Lebih Cemaskan Kondisi Ekonomi Ketimbang Terpapar Covid-19

Kumpulan cerpen esai soal suara batin di era virus corona sudah lebih dahulu Ia terbitkan dalam buku berjudul Atas Nama Derita.

Berbagai isu diangkat dalam film itu. Ada kisah dokter yang merasa puncak gunung prestasinya adalah wafat ketika menolong pasien. 

Ada kisah warga yang diisukan mati kelaparan. Ada kisah pemimpin komunitas yang wafat karena corona dan satu kampung diisolasi.

Ada pula  kisah UKM yang bangkrut total. 

Ia bergantung pada satu satunya harta berharga: Keris Pusaka. Ada pula kisah aktivis yang istrinya wafat dan ingin menggugat menteri kesehatan.

Empat keunikan dalam serial film ini. Pertama, semua berdasakan kisah nyata. Namun agar dramatik, aneka kisah itu difiksikan. Semua kisah terjadi dan soal seputar virus corona.

Kedua, film ini mengkombinasikan artis dan aktor dengan kekuatan animasi. Di antara dialog pemeran manusia, juga tersaji adegan yang diekspresikan melalui animasi.

Ketiga, semua bisa diakses dan ditonton secara gratis di media sosial. Beberapa film itu sudah ditonton di atas 10 ribu. 

"Saya melihat di setiap film, ada iklan yang dipasang oleh Youtube sendiri," jelasnya.

Oleh Youtube sendiri berarti serial film ini dianggap layak dimonetisasi. 

“Saya sendiri sengaja menggratiskan film ini untuk ditonton siapa saja. Ini bagian dari derma saya,” ujar Denny.

Keempat, sengaja saya mengajak artis dan aktor papan atas untuk hadir dalam serial film ini. Peristiwa besar seperti pandemik harus pul disentuh oleh pemeran yang juga besar.

FX Purnomo, Futih dan J&R production yang secara operasional membuat film ini. Lalu, ia menjadi supervisi terakhir untuk finishing touch.

“Bertahun- tahun dari sekarang, ketika pandemik ini selesai, 8 serial film tersebut dapat menjadi dokumen suara batin yang bisa ditonton kembali," tutup Denny JA.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas