Awalnya Ragu, Dian Sastrowardoyo Nekat Sutradarai film Quarantine Tales
Setelah menggarap 'Guru Guru Gokil', Dian Sastrowardoyo baru saja menyelesaikan proyek film barunya 'Quarantine Tales'.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM - Setelah menggarap 'Guru Guru Gokil', Dian Sastrowardoyo baru saja menyelesaikan proyek film barunya 'Quarantine Tales'.
Di proyek tersebut Dian Sastrowardoyo bertindak sebagai sutradara hasil kerjasama Bioskop Online dan Base Entertaiment.
'Quarantine Tales' adalah film tentang lima kisah yang menyuarakan rasa kehilangan dan terhubung kembali, bayangan masa lalu, ilusi mimpi, balas dendam, dan rasa bersalah.
Kelima kisah ini digarap oleh 5 sutradara berbeda yaitu Ifa Isfansyah (Cook Book), Jason Iskandar (Prankster), Sidharta Tata (The Protocol), Aco Tenri (Happy Girls Don't Cry) dan Dian Sastrowardoyo (Nougat).
Baca juga: Dian Sastrowardoyo Bangga Guru-guru Gokil Jadi Film Original Netflix dan Tayang di 190 Negara
"Jujur aku deg-degan banget ketika pertama menyutradarai kisah ini," kata Dian Sastrowardoyo dalam jumpa pers virtual, Rabu (16/12/2020).
Dian mengatakan perasaan deg-degannya itu dikarenakan ia sempat ragu apakah bisa menyutradarai kisah 'Nougat' dalam film yang rencananya akan tayang di Bioskop Online pada 18 Desember 2020 mendatang.
"Tapi aku nekad aja dan sebaik mungkin mengerjakannya. Tapi ternyata enggak nyangka segitu menyenangkannya menjadi sutradara. Enak gitu proses belajar baru," ucapnya.
Bintang film 'Ada Apa Dengan Cinta' itu beruntung punya tim produksi yang begitu kompak dan membantunya dalam menyelesaikan penilisan naskah.
"Saat mencoba menulis naskah bagaimana sutradara pakai bahasa visual dan bikin story board, otaknya tuh bekerja keras banget. Dari situ baru berasa susahnya jadi sutradara dan aku akuin itu," jelasnya.
Kisah Nougat berkisah tentang tiga saudara Ajeng (Adinia Wirasti), Ubay (Marissa Anita) dan Denok (Faradina Mufti) yang kehilangan orangtua mereka.
Di tengah pandemi, Ajeng si anak tengah, tetap berusaha menjaga ikatan dengan kedua saudaranya. Tapi hidup berubah dan mereka terpisah.
"Jadi ceritanya aku terinspriasi pada pandemi ini pembatasan sosial kita harus restrain kita gak ketemu bahkan sama keluarga sendiri," katanya.
"Aku bayangin orang lain yang punya saudara kandung, kita kan waktu kecil serumah, cuma kalau dewasa kita punya karier beda-beda itu dengan aktivitas berbeda, rata-rata punya kehidupan sendiri-sendiri," sambungnya.
Dian Sastrowardoyo mencoba menjadi penonton dan meraskan ceritanya, apakah ia menjadi orang asing atau tidak sama saudara kandungnya sendiri akan kesibukan yang dijalani masing-masing.
"Lewat film ini aku mau menyampaikan, jangan pernah lupa jita ada rootesnya. Kita berangkat dari keluarga yang sama, walau sekarang sudah asing banget, yuk kita revisit koneksi itu," ujar Dian Sastrowardoyo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.