Profil Dewi Soekarno atau Ratna Sari Dewi, Istri Presiden Soekarno yang Baru Saja Kehilangan Menantu
Berikut profil Dewi Soekarno atau Ratna Sari Dewi, istri Presiden Soekarno yang baru saja kehilangan sang menantu.
Penulis: Daryono
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Semasa menjadi istri Soekarno, Dewi mengaku tidak pernah benar-benar melakukan pekerjaan seperti seorang istri.
Pengakuan ini dituliskan Dewi Soekarno dalam pernyataannya yang dimuat WithOnline, Selasa (29/12/2020).
"Saya tidak pernah benar-benar melakukan pekerjaan seperti seorang istri," tulis Dewi Soekarno.
Hal itu karena banyak orang di sekitarnya yang memakai pakaian, menyikat sepatu, memasak makanan dan mengurus presiden.
"Jadi aku tidak punya pekerjaan sebagai istri. Sebaliknya, melayaninya sebagai asisten terbaik dan sekretaris terbaik untuk mengutamakan kesehatan presiden dan mengelola urusannya dalam kondisi mental sebaik mungkin," tambahnya.
Sembari bekerja keras meningkatkan keberhasilan Indonesia, Bung Karno juga memberikan instruksi jitu kepada anak buahnya dan bekerja keras di bidang politik sambil berkeliling ke seluruh Indonesia.
"Dia selalu bekerja keras untuk kebahagiaan orang-orang, jadi dia selalu menyapanya dengan pakaian yang indah dan seringkali kelelahan," kata Dewi.
"Setelah pulang ke rumah, saya bersenang-senang mengobrol setiap malam dan selalu berusaha menciptakan lingkungan di mana dia bisa benar-benar bersantai."
"Dan secara politik, saya melakukan semua yang saya bisa untuk menjaga militer dan presiden di belakang layar, berjuang untuk mendukung situasi politik, dan menjaga kebijakan presiden berjalan lancar," tambahnya.
Baca juga: Suami Karina Kartika Soekarno, Frits Frederik Meninggal, Ini Ungkapan Duka dari Selebritas dan Tokoh
Dewi mencoba menjadi asisten yang baik, sekretaris terbaik, dan orang yang berpikiran sama, daripada istrinya.
"Saya masih mengunjungi Indonesia beberapa kali dalam setahun. Alasan mengapa saya disambut dengan antusias setiap saat adalah karena orang-orang tahu bahwa saya dapat membantu pemerintahan Soekarno," kata Dewi.
"Jika Anda lalai untuk menjadi bugar saat suami Anda pulang dan mengeluh serta mengeluh setiap malam, suami Anda tidak akan bisa mengerahkan kekuatannya dalam masyarakat. Pria itu akan terkejut jika dia disambut orang yang lelah. Tapi akan segar kalau disambut dengan pakaian yang indah," ujarnya.
"Seseorang yang benar-benar dapat menenangkan orang penting dan mempersiapkan lingkungan dengan mendukungnya sehingga dia dapat memaksimalkan kekuatannya di luar kemampuannya. Seorang wanita yang dapat membuat pria bersinar adalah jati diri sejati seorang pria, merupakan wanita idaman pria," kata dia.
Menurut Dewi, dunia politik mungkin adalah tempat terbesar bagi wanita untuk membuat pria bersinar.
Banyak perempuan yang menunjukkan manfaat dari pendampingan internal yaitu menyerah.
"Mari kita mulai menjadi wanita yang menghargai pekerjaan suaminya dan dapat menemukan cara untuk merasa nyaman," harapnya.
(Tribunnews.com/Daryono) (Sumber: TribunBali/Zaenal Nur Arifin, Kompas.com/Gading Perkasa, Tribunnews.com/Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang)