Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Cerita Eet Sjahranie: Modal 'Tape' dari Kakak, Pulang Sekolah Langsung Sok-sokan Ngeband

Tapi saya juga kasih tahu latar belakang, sejarahnya, hero-hero saya, yang kebetulan mereka juga senang. T

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Cerita Eet Sjahranie: Modal 'Tape' dari Kakak, Pulang Sekolah Langsung Sok-sokan Ngeband
Tribunnews/Irwan Rismawan
Gitaris Band Edane, Eet Sjahranie berpose usai wawancara khusus di Kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (24/2/2021). Tribunnews/Irwan Rismawan 

Semenjak dari situ, dengan Ekki Soekarno kemudian almarhum Iwan Madjid. Terus akhirnya lumayan sering di dunia rekaman. Dengan catatan waktu itu proyek Ekki Soekarno itu melibatkan banyak vokalis.

Jadi dia ada dua album solo, Kharisma Indonesia. Satu album ini melibatkan 9-10 vokalis. Ada Ikang Fawzi dan lain-lain itu gitarnya saya semua. Jadi kesannya saya main di mana-mana. Padahal cuma album itu.

Tapi di sisi lain karena itu nama saya 'dikenal' di dunia rekaman. Nah dari situlah mungkin abang-abang di God Bless. Dalam hal ini almarhum Mas Jockie Surjoprajogo lumayan notice. Bang Teddy Sujaya yang waktu itu mengajak saya membantu proyek-proyek mereka.

Baca juga: Kisah Sopir Wali Kota Solo Gibran, Slamet Ditunjuk H-1 Pelantikan, Berjanji Bertugas Dengan Baik

Jadi saya itu untuk God Bless 1989 setelah saya membantu Mas Jockie dan Bang Teddy. Mas Jockie coba menawarkan saya untuk posisi itu. Yang saya tidak tahu ceritanya ternyata Mas Ian Antono sudah keluar. Posisi itu ditawarkan ke saya. Dengan segala pertimbangan akhirnya saya terima.

Di satu sisi saya juga grogi, tapi di sisi lain senang dan bangga juga. Cuma tidak berani mengiyakan secara langsung. Setelah dipikir-pikir akhirnya ya sudah saya gabung. Saya dari 1989-1990 kegiatannya. Tapi officially dari 1989 sampai 2001. Bahkan Mas Ian 1997 sempat balik dan akhirnya ada dua gitaris. Mengeluarkan album Apa Kabar.

Nah itu gitarisnya berdua saya dan Mas Ian. Di 2001 saya harus memutuskan karena pihak Sony meminta saya untuk eksklusif ada di mereka atau tidak. Waktu itu kan saya terikat dengan God Bless, Log Zhelebour. Saya harus memutuskan. Akhirnya memutuskan EdanE. Jadi saya resign dari God Bless.
Anda keluarga pejabat, apakah keluarga mendukung musik untuk jalan hidup?
Mereka secara langsung tidak menyatakan support tapi tidak menghalangi. Tidak ada kendala di situ.

Baca juga: Sering Diminta Mengajar Musik, Tapi Selalu Menolak, Eet Sjahranie Ungkap Kekurangannya

Bagaimana Anda belajar gitar?
Autodidak. Jadi belajar sama teman-teman kemudian saya belajar sendiri. Dari abang juga, melihat dia main saya nyontohin. Dari situ berdasarkan kuping saja. Kalau skill sih mungkin tidak. Tapi saya tidak tahu mungkin karena orang saat itu lagi getol-getolnya. Zaman itu kita tidak pernah melihat langsung seperti sekarang lihat YouTube bisa langsung.

Berita Rekomendasi

Jadi semuanya by ear. Langsung kalau dulu murni telinga. Ini mainnya gimana sih. Latihan, kita sering main, dengan sendirinya terlatih. Karena kita tidak pernah melihat secara mata, ya tersandung-sandung ha-ha.

Sempat mengalami pasang surut?
Berkaitan dengan album tadi. Jadi diperjalanannya EdanE di 1992 sampai akhirnya kita selesai di 1999 dengan Aquarius. Faktanya penjualan album kita grafiknya menurun versi label. Dengan kata lain, saya disitu justru down-nya. Dalam artian bukan karena turunnya, tapi pada akhirnya harus berbuat apa.

Label sudah menyerahkan kesempatan kita ke tempat lain. Jadi sudah tidak mau nih, saya harus nyari tempat baru. Di situ perjuangannya, di situ titik baliknya. Di mana saat itu juga saya baru berkeluarga. Segala sesuatunya harus saya handle semua ini.

Mungkin di situ sebenarnya kekuatan yang muncul di tahun 2001 dengan album EdanE 170 Volts. Kebetulan hits lumayan ramai. Saya tidak pernah mikirin puncaknya, tinggal tergantung dari sudut pandang mana.

Jadi ada dua versi, kalau bicara versi 1990an, album pertama dan kedua lumayan mendapat respon. Tapi justru tahun 2001 album 170 Volts yang membuat EdanE bisa dikenal lebih luas lagi.

Karena memang beberapa hal mungkin kita dianggap berkompromi dengan pasar. Di sisi yang lain kita menawarkan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ada, yaitu tampil dengan lebih heavy, lebih metal.

Siapa idola Anda?
Jadi memang saya dengar banyak. Dari saya kecil, pengasuh saya dengerin musik, saya juga dengar. Musik daerah, musik Pop Indonesia, melayu, apapun. sampai Abang saya yang remaja dengar musik barat, saya juga dengar. Dari idola-idola abang saya yang akhirnya saya juga mengidolakan. Tapi memang ada yang pada akhirnya secara langsung ataupun tidak mempengaruhi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas