Petisi untuk Hentikan Penayangan Drama Joseon Exorcist Ditandatangani 128.000 Orang dalam Sehari
Sebuah petisi resmi di situs resmi Blue House telah dibuat untuk menghapus drama Joseon Exorcist dari jadwal siaran SBS.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Kontroversi seputar drama Korea Joseon Exorcist telah sampai ke Blue House.
Sebuah petisi resmi di situs resmi Blue House telah dibuat untuk menghapus drama Joseon Exorcist dari jadwal siaran SBS.
Petisi tersebut diajukan dengan keprihatinan yang menyatakan bahwa:
"Jika drama tersebut dikategorikan sebagai fantasi, maka mereka seharusnya membuat karakter baru."
"Mereka menggunakan tokoh sejarah yang nyata."
Baca juga: Akibat Syuting Ulang, Drama River Where The Moon Rises Disebut Alami Masalah Keuangan Besar
Baca juga: Profil Pemain Drama Korea Mr. Queen, Kisah Seorang Koki Pria yang Terjebak dalam Tubuh Ratu Joseon
"Jika penonton asing menonton drama ini, mereka akan berpikir bahwa penggambaran karakter era Joseon dalam drama itu nyata."
Mereka yang mengajukan petisi untuk penghapusan drama dengan jelas menyatakan bahwa itu bukan hanya didasari satu hal.
Tetapi mereka ingin mencegah semua kemungkinan kejadian yang bisa terjadi di masa mendatang.
"Kami meminta Blue House untuk mencegah terjadinya distorsi serius dalam sejarah kita di masa depan," tulis petisi tersebut.
Dalam sehari, petisi itu telah ditandatangani lebih dari 128 ribu orang.
Mereka menutup petisi dengan meminta para aktor yang memilih untuk tampil dalam drama dengan masalah yang begitu problematik untuk merefleksikan keputusan mereka untuk berperan di dalamnya.
Sebelumnya, Joseon Exorcist mendapat banyak kritikan setelah sebuah adegan menampilkan berbagai properti dari China.
Drama ini mendapat lebih banyak sorotan karena penggambaran mereka yang tidak akurat tentang sejarah Korea Selatan, yang semakin menambah kontroversi.
Menyusul reaksi negatif tersebut, pengiklan mulai menarik diri dari drama tersebut, yang mengakibatkan SBS menghentikan penayangan episode minggu ini.